BAGAIMANA TUBUH MENGGUNAKAN ENERGI UNTUK TETAP HIDUP

Setiap hari, setiap dari kita mengonsumsi makanan dengan cara, bentuk, atau jumlah yang berbeda. 

Manusia, dengan segala kreativitasnya, telah menggali berbagai sumber daya alam untuk menyediakan energi bagi tubuhnya, dan makanan adalah salah satu bentuk nyata dari hasil tersebut.

Makanan tidak hanya sekadar bahan bakar untuk menggerakan tubuh kita. Makanan juga merupakan telah menjadi bagian integral dari kebiasaan dan sistem sosial yang kita bangun. 

Dari pesta makan malam hingga pertemuan bisnis yang diselenggarakan di sekitar meja makan, makanan telah menjadi bahasa komunikasi yang universal, bahkan menjadi struktur sosial yang mendefinisikan hubungan antarmanusia. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa makanan juga telah menjadi simbol gaya hidup.

Tidak heran bahwa energi yang kita konsumsi dan gunakan tidak pernah tetap konstan. Seiring waktu, tubuh kita beradaptasi dengan perubahan ini, sering kali tercermin dalam perubahan berat badan. 

Perubahan ini sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan kondisi/peristiwa tertentu, seperti menjalani ibadah puasa bagi mayoritas umat Muslim, yang sering kali menyebabkan penurunan berat badan, atau perayaan Idul Fitri yang sering kali diikuti dengan peningkatan berat badan.

Keterkaitan antara makanan, sosial, dan perubahan berat badan menjadi semakin jelas ketika kita mempertimbangkan bahwa tubuh manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dan mengembalikan berat badan ke kondisi semula setelah mengalami perubahan yang ekstrim sekalipun. 

Kisah tentang makanan dan perubahan berat badan merupakan cerminan dari keberagaman hidup manusia. Di balik setiap gigitan makanan ada cerita tentang transformasi tubuh dan perubahan sosial. 

Sebagai manusia yang bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan kita sendiri, penting bagi kita untuk memahami keterkaitan yang kompleks antara makanan, gaya hidup, dan perubahan fisik yang kita alami. 

Hanya dengan pemahaman ini kita dapat mengelola perubahan dengan bijaksana dan meraih keseimbangan yang sehat dalam hidup kita.

Bagaimana energi bekerja

Di balik kecanggihan tubuh manusia yang menakjubkan, tersimpanlah rahasia tak terungkap tentang bagaimana energi kita bekerja. Untuk memecahkan misteri ini, ada satu hukum utama yang perlu kita pahami: hukum thermodinamika. 

“Energi tidak bisa diciptakan atau dihilangkan, tetapi dapat berubah bentuk”

Dalam tubuh kita yang penuh dinamika ini, setiap kalori yang kita konsumsi dari makanan dan minuman berubah menjadi sumber energi yang dapat dimanfaatkan. Ini adalah bahan bakar bagi tubuh kita untuk menjalani kehidupan sehari-hari. 

Namun, apa yang terjadi ketika kita memiliki kelebihan energi yang tidak dibutuhkan? Nah, tubuh kita memiliki cara cerdas untuk mengatasi masalah ini. 

Daripada membuangnya begitu saja, tubuh mengubahnya menjadi bentuk lain yang bisa disimpan, terutama dalam bentuk lemak, protein, dan glikogen.

Ada sesuatu yang menarik di sini. Selain digunakan untuk aktivitas sehari-hari, energi tidak selalu bertahan dan disimpan dalam tubuh seperti yang kita kira. Sebagian dari energi ini dapat “melarikan diri” melalui berbagai cara, mulai dari feses hingga urin, bahkan dalam bentuk panas yang dikeluarkan oleh tubuh kita.

Meskipun hukum pertama thermodinamika tidak memperhitungkan bahwa adanya kemungkinan peningkatan asupan energi yang mungkin terjadi karena aktivitas fisik yang lebih tinggi. 

Mengapa ?

Aktivitas fisik yang lebih tinggi bisa merangsang nafsu makan kita, sehingga kita mengonsumsi lebih banyak energi.

Sebagai tambahan, 

Ketika kita makan lebih banyak, tubuh kita secara alami akan membakar lebih banyak energi sebagai respons terhadap asupan makanan yang lebih tinggi. Ini adalah cara tubuh kita beradaptasi dengan keadaan.

Jangan abaikan fakta bahwa simpanan energi dalam tubuh kita dapat dipengaruhi oleh seberapa banyak energi yang kita konsumsi dan berapa banyak yang kita bakar. 

Ketiga komponen metabolisme energi ini penting untuk dijaga agar tubuh manusia dapat adaptif dan bekerja meskipun banyak terjadi perubahan di sekitar kita.

Dengan memahami dasar termodinamika, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak tentang bagaimana kita mengelola energi dalam tubuh kita.

Di dunia ilmu kesehatan, hukum kedua termodinamika merupakan dasar yang tak terbantahkan. 

Ketika kita mengkonsumsi makanan, tubuh tidak hanya mengubahnya menjadi energi yang bermanfaat, tetapi juga mengalami kehilangan energi dalam bentuk panas. 

Ini adalah proses alamiah yang terjadi saat tubuh kita bekerja untuk memproses makanan yang kita makan.

Di dalam setiap sel di tubuh kita, terdapat molekul yang berfungsi untuk membawa aliran energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Molekul tersebut adalah ATP atau adenosin trifosfat. Molekul ini dihasilkan dari pemecahan dan pemrosesan glukosa, asam lemak dan asam amino di dalam mitokondria sel. 

Perlu diingat bahwa tidak semua energi yang kita dapatkan dari makanan dapat diubah menjadi ATP. Efisiensi penggunaan energi oleh tubuh kita juga memainkan peran penting dalam bagaimana energi tersebut digunakan dan diproses.

Perbedaan dari efisiensi penggunaan energi ini berdampak pada fluktuasi berat badan dari waktu ke waktu.

Salah satu hal yang menarik untuk dipertimbangkan adalah fluktuasi berat badan dan energi dalam tubuh kita. 

Manusia memiliki siklus makan (feeding) dan tidak makan (fasting) yang alami. Meskipun kita tidak selalu makan setiap saat, tubuh kita terus menggunakan energi secara konsisten. Sepanjang hari, meskipun kita mungkin makan dalam jumlah yang berbeda-beda, tubuh kita tetap membutuhkan energi untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal.

Rata-rata, konsumsi energi manusia bervariasi sekitar 15-20%. Menariknya, pengeluaran energi kita cenderung lebih stabil, Cenderung bervariasi antara 5 hingga 8%. Ini berarti bahwa tubuh kita telah berkembang dengan baik dalam menyesuaikan diri dengan periode ketika kita tidak mengonsumsi energi.

Oleh karena itu, meskipun kita mungkin tidak selalu makan, tubuh kita tetap efisien dalam memproses energi yang kita konsumsi. Itu adalah keajaiban adaptasi yang memungkinkan kita untuk tetap berfungsi dengan baik bahkan saat kita sedang masuk dalam periode tidak makan / puasa / fasting.

Pelajari lebih lanjut mengenai obesitas dan penanganannya

Manajemen Obesitas

Obesitas adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2. Pelajari manajemen obesitas dari konsep hingga praktis, Kembangkan program penurunan berat badan berbasis bukti ilmiah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *