Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan RI menerbitkan rekomendasi gizi rekomendasi gizi melalui beberapa terminologi. Istilah Angka Kecukupan Gizi atau AKG merupakan gambaran kebutuhan gizi spesifik yang terdiri dari zat gizi makro (seperti karbohidrat, protein, dan lemak) dan zat gizi mikro (seperti vitamin dan mineral) yang harus dicukupi untuk mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.
Selain AKG, Kementrian Kesehatan RI juga menerbitkan rekomendasi gizi berupa Pedoman Umum Gizi Seimbang atau PUGS. PUGS merupakan panduan aplikatif yang dapat digunakan masyarakat untuk dapat memenuhi gizinya secara optimal. Pedoman ini ditujukan langsung kepada masyarakat dan harapannya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Persamaan dari AKG dan PUGS adalah kedua rekomendasi tersebut berangkat dari anggapan bahwa manusia Indonesia ketika memiliki usia dan jenis kelamin yang sama maka kebutuhannya akan sama. Sebagai contoh, dalam Tumpeng Gizi Seimbang yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan RI, disebutkan bahwa setiap orang perlu untuk makan sumber karbohidrat 3-4 porsi perhari, sayuran 3-4 porsi perhari, buah 2-3 porsi perhari. Panduan ini berlandaskan bahwa ketika setiap orang mematuhi panduan tersebut maka mereka akan mendapatkan manfaat yang sama yaitu mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal. Salag satu hal yang menarik dari perkembangan ilmu pengetahuan di bidang gizi terutama melalui penelitian menyimpulkan bahwa hal tersebut tidaklah benar.
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan baik di dalam dan luar negri diketahui bahwa setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap pola makan yang sama. Dengan kata lain, bahwa setiap individu adalah unik dan kebutuhan gizi antara satu dan yang lainnya dapat berbeda. Salah satu perbedaan tersebut diakibatkan oleh perbedaan faktor genetik yang diturunkan oleh orang tua. Dasar penemuan ini kemudian mengarah pada kesimpulan bahwa variasi genetik dalam tubuh manusia dapat mengendalikan respon terhadap zat gizi yang masuk ke dalam tubuh lalu pada akhirnya akan memengaruhi kebutuhan orang tersebut akan sebuah zat gizi. Seseorang dapat orang memiliki kebutuhan vitamin yang tinggi sedangkan orang lain memiliki kebutuhan vitamin yang lebih rendah dari standar kebutuhan umum.
Dengan perkembangan penelitian yang dilakukan dalam beberapa dekade ini, konsep rekomendasi gizi berbasis genetik atau personalized nutrition kini tidak lagi jauh dari kenyataan. Di masa depan, setiap individu akan memiliki “paspor genomik” mereka sendiri dan paspor ini mengandung data yang menunjukkan apa yang harus mereka konsumsi dan berapa banyak yang mereka butuhkan. Angka kecukupan gizi atau AKG tidak akan dibuat untuk seluruh masyarakat, melainkan semua orang akan memiliki rekomendasi mereka sendiri.
Seperti disebutkan sebelumnya bahwa personalized nutrition akan melihat individu sebagai keseluruhan dengan variasi kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan termasuk nutrisi dan memiliki risiko penyakit. Hal ini sejalan dengan konsep obat pribadi atau personalized medicine. Dengan demikian, risiko individu untuk mengalami suatu penyakit atau kekurangan gizi tertentu bervariasi tergantung pada interaksi antara gen dan gizi. Dalam rangka untuk menentukan interaksi tersebut, penelitian menggunakan sejumlah dataset besar dari studi populasi, serta penelitian yang dilakukan di laboratorium dengan menggunakan model organisme. Dengan menggunakan pengetahuan mengenai variasi genetik, ilmuwan kemudian fokus pada bagaimana variasi genetik ini bekerja. Penyesuaian gizi menjadi penting karena tubuh memiliki kemampuan memetabolisme zat gizi secara berbeda.
Meskipun pada kenyataannya bidang personalized nutrition masih perlu banyak diteliti dan organisasi profesi gizi menyatakan bahwa pelayanan personalized nutrition masih belum siap untuk dijalankan, kini sudah mulai muncul jasa layanan personalized nutrition di beberapa negara. Tantangan tersebar dari komunitas peneliti di bidang nutrigenomik ini adalah mempersiapkah model pemberian layanan personalized nutrition yang berbasis bukti serta Ahli Gizi dalam memberikan layanan tersebut.
Oleh : Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Personalized Nutrition, ikuti Kelas Nutrigenetik : Interaksi Genetik dan Gizi oleh Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD di udemy.
<<< Klik Gambarnya
Buku Ajar Nutrigenomik dan Nutrigenetik Bagi Mahasiswa Gizi.
Penulis : Harry Freitag Luglio Muhammad , Dian C. Sulistyoningrum , Rio Jati Kusuma , Anggi Laksmita Dewi , Iffa Karina Permatasari
ISBN: 978-602-386-992-3
Buku ini ditujukan bagi mahasiswa ilmu gizi untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kesehatan dengan perkembangan teknologi yang pesat. Di masa depan, dapat diprediksi bahwa pelayanan gizi yang diberikan tidak hanya didasarkan pada kebutuhan dan profil kesehatan klien, melainkan juga profil genetik yang mereka miliki. Konsep ini sudah mulai dirintis dalam dunia kedokteran lebih dari satu dekade lalu dengan sebutan personalized medicine. Personalized medicine yang memanfaatkan pengetahuan di bidang molekuler ini ikut melahirkan cabang ilmu baru yang disebut sebagai nutrigenomik dan nutrigenetik. Diharapkan buku ini dapat menjadi pegangan untuk memahami cabang baru dari ilmu gizi ini. Kami berharap buku ini juga dapat bermanfaat bagi ahli gizi yang sudah praktik dan bekerja di berbagai bidang untuk memperluas pemahaman mereka mengenai perkembangan terbaru di dunia gizi.