OBESITAS, MASALAH HORMONAL DAN KELAINAN METABOLISME GLUKOSA

Tubuh manusia dapat diibaratkan seperti puzzle yang kompleks, terutama ketika membicarakan perubahan hormonal pada orang yang mengalami obesitas. Terutama ketika mempelajari bagaimana sebuah hormon, atau metabolit tertentu saling berkaitan dan berdampak pada masalah atau perubahan tubuh secara keseluruhan.

Sebagai contoh, obesitas selalu dikaitkan dengan kelebihan asupan energi dan simpanan lemak. Siapa yang menyangka bahwa kondisi ini juga berdampak pada metabolisme glukosa. 

Studi dan hasil riset menunjukan bahwa obesitas bisa berdampak pada gangguan keseimbangan hormon secara signifikan. 

Hormon Insulin 

Beberapa laporan hasil penelitian menujukan bahwa seseorang dengan obesitas lebih rentan untuk mengalami resistensi terhadap hormon insulin. Hal ini berdampak secara langsung terhadap aliran glukosa dan juga simpanan lemak. Semakin resisten sel dalam tubuh dalam menerima hormon insulin, maka tubuh akan berusaha menghasilkan semakin banyak insulin yang beredar di dalam darah. 

Hasilnya? Proses lipolisis—pemecahan lemak—berkurang, sementara sintesis dan akumulasi lemak meningkat dengan pesat.

Penting untuk dicatat bahwa respon tubuh terhadap konsumsi karbohidrat juga berbeda pada individu dengan obesitas. Mereka cenderung menghasilkan lebih banyak insulin dan mengurangi penggunaan asam lemak sehingga semakin banyak karbohidrat yang diubah menjadi lemak. 

Jadi, resistensi insulin—sebuah tanda khas dari obesitas dan diabetes tipe 2—tidak bisa dianggap enteng. Hal ini mungkin terjadi karena pola makan yang tidak sehat dan tingginya insulin dalam tubuh penderita obesitas. 

Efeknya? Kadar gula darah yang melonjak, seperti yang dikemukakan oleh Ricart dan Real (2001).

Menurut Adult Treatment Panel III (ATP III), resistensi insulin merupakan bagian dari sindrom metabolik, bersama dengan obesitas abdominal, gangguan lipid, hipertensi, intoleransi glukosa, serta status proinflamasi dan protrombotik. Konsekuensi dari kondisi tersebut, apabila tidak segera ditangani dapat berdampak pada peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Menariknya, komponen sindrom metabolik juga sudah mulai ditemukan pada anak-anak dan remaja terutama yang mengalami obesitas.

Perubahan Hormon Selain Insulin

Perubahan hormonal yang signifikan juga dapat terjadi pada individu gemuk. Misalnya, peningkatan hormon pertumbuhan, perubahan dalam hormon tiroid, dan bahkan peningkatan hormon stres kortisol.

Wanita yang mengalami obesitas juga dapat menghadapi masalah hormon tambahan, seperti peningkatan hormon reproduksi seperti luteinizing, estrogen, dan androgen, serta gangguan pada siklus menstruasi. 

Pria pun tidak luput dari perubahan ini, dengan penurunan kadar testosteron yang kadang disertai dengan perubahan hormon menjadi estrogen, meskipun tidak berdampak pada libido dan fungsi seksual.

Kerusakan Metabolisme Glukosa impaired glucose tolerance

Obesitas tak hanya tentang penampilan fisik. Ini adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi bagaimana tubuh Anda beroperasi secara internal. 

Individu yang berjuang melawan obesitas sering kali menemui kendala dalam toleransi glukosa mereka, yang sering kali diidentifikasi sebagai impaired glucose tolerance dalam dunia medis.

Namun, ada kabar baik bagi mereka yang mengambil langkah menuju penurunan berat badan. Penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan berat badan pada individu obesitas menghasilkan peningkatan signifikan dalam aspek metabolik tubuh, terutama dalam kontrol glikemik, tekanan darah, dan penurunan trigliserida plasma. Ini adalah langkah positif dalam perjalanan menuju kesehatan yang lebih baik.

Tidak hanya itu, individu dengan penumpukan lemak di daerah perut juga menghadapi risiko yang lebih tinggi terhadap gangguan toleransi glukosa, diabetes melitus non-insulin dependen, dan gangguan metabolik lainnya. 

Jadi, mengurangi lemak perut bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang kesehatan internal yang lebih baik.

Bagaimana Mekanisme Kerusakan Sinyal Insulin pada Individu dengan Obesitas ?

Obesitas pada dasarnya mengacaukan kemampuan insulin dalam mengatur pengambilan glukosa dan metabolismenya di jaringan yang sensitif terhadap insulin (misalnya otot). 

Hal ini sering disebut sebagai resistensi insulin, di mana tubuh tidak merespons insulin dengan baik. Akibatnya, produksi insulin plasma meningkat sebagai upaya tubuh untuk mengatasi ketidakseimbangan ini.

Penelitian juga telah mengungkapkan bahwa pada tingkat sel, pasien obesitas mengalami penurunan dalam interaksi antara hormon insulin dan reseptor spesifiknya. 

Ya, untuk dapat bekerja, sebuah hormon harus berinteraksi dengan reseptor (penerima sinyal) hormon tersebut yang biasanya terdapat di permukaan sel. 

Penurunan respon terhadap hormon insulin dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim-enzim penting dalam metabolisme glukosa, seperti aktivitas reseptor insulin tirosin kinase dan transpor glukosa. Juga, jumlah dan aktivitas glycogen synthase, yang berperan dalam penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen, juga mengalami penurunan.

Kadar gula darah manusia dipengaruhi oleh sejumlah hormon dan mekanisme metabolik. 

Tubuh normal berusaha mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang yang ketat karena otak memerlukan glukosa untuk berfungsi secara optimal. Hati memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas kadar gula darah dengan menjadi produsen utama glukosa.

Selain mekanisme metabolik, hormon juga memiliki pengaruh besar terhadap kadar gula darah. Insulin, yang dikenal sebagai hormon penurun gula darah, bekerja dengan cara menghambat pelepasan glukosa dari hati dan mempromosikan penyimpanan glukosa dalam bentuk glikogen. 

Selain insulin, hormon lain seperti glukagon, epinefrin, hormon tiroid, glukokortikoid, dan hormon pertumbuhan juga berperan dalam mengatur kadar gula darah.

Jadi, berusaha untuk mengatasi masalah obesitas bukan hanya tentang penampilan fisik. Ini adalah perjuangan untuk kesehatan internal yang lebih baik. Dengan memahami hubungan antara obesitas, gula darah, dan metabolisme tubuh, Anda dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.

Insulin Sebagai Hormon Kunci

Insulin tidak hanya sekadar hormon pengatur kadar gula darah di dalam tubuh kita. Hormon ini adalah kunci keberhasilan dalam mengoptimalkan performa tubuh kita. Berbagai fungsi insulin tidak hanya terbatas pada menurunkan kadar glukosa, tetapi juga memfasilitasi proses penting lainnya dalam tubuh.

Salah satu peran penting insulin adalah menurunkan kadar glukosa dengan memfasilitasi pemasukannya ke dalam jaringan yang sensitif terhadap insulin. Ini berarti insulin tidak hanya mengendalikan kadar glukosa, tetapi juga mempercepat prosesnya menuju sel-sel yang membutuhkannya, seperti otot. Dengan meningkatkan kadar transporter dalam jaringan seperti otot, insulin membantu tubuh untuk memanfaatkan glukosa secara efisien.

Di dalam jaringan hati, insulin berperan dalam menyimpan glukosa sebagai glikogen atau meningkatkan metabolismenya melalui jalur glikolitik. Proses ini penting untuk menjaga keseimbangan glukosa dalam tubuh. Namun, uniknya, pemasukan glukosa ke dalam sel hati tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan fungsi transporter glukosa. Hepatosit memiliki transporter khusus, GLUT 1 dan GLUT 2, yang berperan dalam proses ini. Jadi, insulin bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi pemasukan glukosa ke dalam sel hati.

Tak hanya itu, insulin juga berpengaruh pada sekresi dan penyimpanan glukosa normal, serta pertumbuhan dan diferensiasi sel. Hal ini menandakan bahwa glukosa tidak hanya menjadi sumber energi, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan pada tingkat seluler dalam tubuh kita.

Namun, insulin bukanlah satu-satunya pemain dalam permainan ini. Glukagon, hormon lain yang berperan dalam mengatur kadar glukosa, bekerja dengan cara yang berbeda. Glukagon bekerja pada sel hati dengan merangsang glikogenolisis, sebuah proses yang meningkatkan kadar glukosa dalam darah saat tubuh membutuhkannya, terutama pada kondisi hipoglikemia.

Epinefrin juga memiliki peran penting dalam mengatur kadar glukosa. Hormon ini meningkatkan glikogenolisis dengan merangsang fosforilase, yang pada gilirannya melepaskan glukosa untuk metabolisme otot.

Selain itu, terdapat peran penting GLUT 4, transporter glukosa yang tergantung pada insulin, dalam mengoptimalkan respons tubuh terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Dengan merangsang translokasi GLUT 4 dari vesikel intraseluler ke permukaan membran plasma, insulin memungkinkan sel-sel tubuh untuk lebih efisien menyerap glukosa yang tersedia.

Pelajari lebih lanjut mengenai obesitas dan penanganannya

Manajemen Obesitas

Obesitas adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2. Pelajari manajemen obesitas dari konsep hingga praktis, Kembangkan program penurunan berat badan berbasis bukti ilmiah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *