Vitamin D adalah nutrisi penting dalam tubuh yang mengalami serangkaian proses sebelum menjadi aktif. Inilah yang terjadi:
- Pembentukan Awal: Paparan sinar matahari pada kulit kita memulai proses pembentukan vitamin D. 7-dehydrocholesterol di kulit diubah menjadi pre-vitamin D, yang kemudian berubah menjadi vitamin D3.
- Proses di Hati: Di hati, enzim seperti DHCR7 berperan dalam mengubah vitamin D3 menjadi 25(OH)-D3.
- Aktivasi di Ginjal: Selanjutnya, di ginjal, enzim CYP27B1 mengubah 25(OH)-D3 menjadi bentuk aktif, yaitu 1,25(OH)2-D3. Ini adalah bentuk vitamin D yang digunakan oleh tubuh.
Namun, berbagai faktor dapat memengaruhi proses ini. Penyerapan sinar matahari yang terganggu oleh cuaca buruk atau polusi, warna kulit yang lebih gelap, dan faktor genetik semuanya berperan dalam bagaimana tubuh mengelola vitamin D.
Pada tahun 2010, penelitian di Eropa menunjukkan bahwa musim, suplemen, dan faktor genetik memengaruhi kadar vitamin D dalam tubuh. Selama musim panas, kadar vitamin D lebih tinggi daripada musim semi dan dingin. Orang yang mengonsumsi suplemen vitamin D memiliki kadar yang lebih baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ada tiga gen, yaitu GC, DHCR7, dan CYP2R1, yang memengaruhi kadar vitamin D.
Salah satu gen, DHCR7, mengkodekan enzim yang terlibat dalam produksi vitamin D. Sementara itu, gen CYP2R1 memproduksi enzim yang membantu dalam mengolah vitamin D menjadi bentuk yang aktif. Variasi pada gen-gen ini berdampak pada kadar vitamin D dalam darah.
Penelitian juga menunjukkan hubungan antara kadar vitamin D dan penyakit jantung koroner. Individu dengan kadar vitamin D lebih rendah cenderung memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi. Variasi pada gen CYP2R1 juga memainkan peran penting. Individu dengan variasi gen GG pada CYP2R1 rs10741657 cenderung memiliki kadar vitamin D lebih rendah dan memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu dengan variasi gen AA.
Kesimpulannya, faktor genetik dan kadar vitamin D dapat berdampak pada risiko penyakit kronis dan penyakit metabolik. Rekomendasi asupan vitamin D dapat disesuaikan dengan variasi genetik, terutama pada gen DHCR7 dan CYP2R1. Individu dengan genotipe tertentu dapat disarankan untuk meningkatkan asupan vitamin D untuk menghindari risiko penyakit tidak menular yang mungkin timbul akibat rendahnya kadar vitamin D dalam darah.