Vitamin C dan Gen SLC23A1: Pengaruh pada Kadar Vitamin C dalam Tubuh

Vitamin C, yang ditemukan dalam makanan seperti sayuran dan buah-buahan, adalah nutrisi penting yang mendukung berbagai aspek kesehatan. Ketika Anda mengonsumsi vitamin C, ada proses penyerapan yang terjadi dalam tubuh.

Proses Penyerapan Vitamin C: Setelah Anda mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C, molekul ini perlu dipecah dari molekul pengikatnya. Kemudian, vitamin C siap untuk diserap oleh tubuh. Penyerapan ini terjadi terutama di usus. Diperkirakan bahwa pada konsumsi vitamin C sekitar 30-180 mg/hari, penyerapannya sangat efisien, berkisar antara 70-90%. Beberapa ahli percaya bahwa vitamin C tidak diserap langsung, tetapi harus mengalami oksidasi terlebih dahulu menjadi dehydroascorbic acid. Molekul ini kemudian dapat masuk ke dalam sel-sel usus melalui transporter seperti GLUT2, GLUT8, dan GLUT 14. Di dalam sel usus, dehydroascorbic acid diubah kembali menjadi asam askorbat atau vitamin C. Selain melalui oksidasi, vitamin C juga diperkirakan masuk ke dalam sel-sel usus melalui transporter yang disebut SLC23A1 atau solute carrier family 23 member 1. SLC23A1 adalah protein pengangkut vitamin C yang banyak ditemukan di sel-sel dalam saluran pencernaan dan ginjal. Protein ini juga dikenal sebagai SVCT1 atau sodium-ascorbate co-transporters.

Karena penyerapan vitamin C dari usus ke dalam sel-sel usus terjadi secara aktif, kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin C bergantung pada ketersediaan protein pengangkut. Di ginjal, SVCT1 mengatur seberapa banyak vitamin C harus dikeluarkan dari tubuh dan seberapa banyak yang harus diserap kembali ke dalam aliran darah. Jadi, vitamin C yang tidak mengalami oksidasi memerlukan keberadaan SLC23A1 / SVCT1 agar dapat diserap dengan optimal. Efisiensi SVCT1 mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin C, baik dari makanan maupun penyerapan kembali di ginjal.

Variasi Genetik pada Gen SLC23A1: Penelitian telah menunjukkan bahwa gen SLC23A1 memainkan peran penting dalam menentukan kadar vitamin C dalam tubuh. Terdapat variasi genetik pada gen SLC23A1 yang mempengaruhi metabolisme vitamin C. Salah satu variasi genetik tersebut, yang disebut rs33972313, terletak pada wilayah exon, yang mengodekan asam amino. Beberapa orang memiliki alel G, sementara yang lain memiliki alel A.

Dampak dari variasi genetik ini adalah perbedaan asam amino yang dihasilkan. Individu dengan alel G akan memiliki asam amino valin, sedangkan individu dengan alel A akan memiliki asam amino metionin pada lokasi tersebut. Variasi ini disebut sebagai mutasi missense. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu dengan genotipe AA memiliki kadar vitamin C dalam darah yang lebih rendah dibandingkan dengan individu dengan genotipe GG. Perbedaan kadar vitamin C ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan dalam penyerapan vitamin C di usus dan reabsorbsi di ginjal.

Karena individu dengan alel A memiliki kadar vitamin C yang lebih rendah, mereka mungkin perlu mempertimbangkan tambahan asupan vitamin C dalam diet mereka. Sebaliknya, individu dengan genotipe CC memiliki kadar plasma vitamin C yang lebih tinggi dan dapat mengikuti panduan diet standar.