Ketika kita berbicara tentang mengatur asupan lemak berdasarkan jenis lemaknya, perlu diingat bahwa lemak yang tersedia di alam adalah campuran beragam jenis asam lemak. Setiap jenis lemak memiliki komposisi yang unik, sehingga tidak ada satu komposisi lemak yang bisa dianggap sempurna.
Misalnya, minyak yang berasal dari kelapa dan kelapa sawit kaya akan lemak jenuh, dengan sedikit Polyunsaturated Fatty Acids (PUFA) dan Monounsaturated Fatty Acids (MUFA). Minyak kelapa sawit, yang sering digunakan di masyarakat Indonesia, sebagian besar mengandung lemak jenuh. Minyak kelapa juga memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi.
Sebaliknya, minyak kacang, minyak kedelai, minyak zaitun, minyak jagung, dan minyak bunga matahari memiliki proporsi lemak jenuh yang relatif rendah.
Selain minyak, komposisi asam lemak juga bervariasi dalam bahan makanan. Daging bebek dan sapi, misalnya, memiliki kandungan lemak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan daging ayam dan kambing. Secara umum, ikan memiliki kandungan asam lemak jenuh yang lebih rendah daripada jenis daging lainnya.
Kacang mete dan kacang tanah memiliki kandungan lemak yang tinggi, tetapi sebagian besar lemaknya berasal dari MUFA. Alpukat, meskipun mengandung sekitar 15 gram lemak per 100 gram berat buah, sebagian besar lemaknya juga adalah MUFA.
Dengan pemahaman ini, kita dapat membuat pilihan makanan yang lebih bijak sesuai dengan kebutuhan kesehatan kita. Kombinasi berbagai jenis lemak dalam diet kita, termasuk yang mengandung PUFA dan MUFA, dapat membantu kita mencapai keseimbangan yang sehat dalam asupan lemak kita.