Dalam penelitian tentang pengaruh asupan protein terhadap berat badan, peneliti menemukan sebuah gen yang berkaitan dengan risiko kegemukan. Gen ini dikenal sebagai FTO. Gen FTO ditemukan melalui metode penelitian yang disebut Genome Wide Association Study (GWAS). GWAS memungkinkan peneliti untuk memeriksa berbagai variasi dalam untai DNA seseorang dan menghubungkannya dengan risiko obesitas. Penelitian oleh Frayling dkk. pada tahun 2007 menunjukkan bahwa variasi dalam sebagian wilayah DNA, yang disebut FTO, berkaitan dengan risiko obesitas.
Salah satu variasi yang ditemukan dalam rs1558902 pada gen FTO berhubungan dengan risiko obesitas. Orang yang memiliki alel A (genotipe AA dan TA) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas daripada orang yang memiliki alel T (genotipe TT). Hal ini mungkin disebabkan oleh perubahan dalam fungsi atau jumlah protein FTO yang diproduksi oleh tubuh.
Penelitian oleh Geneff dkk. memperkirakan bahwa protein yang dihasilkan oleh gen FTO memengaruhi obesitas dengan melibatkan empat proses utama:
- Termogenesis di mitokondria: Termogenesis adalah proses mengubah energi biokimiawi menjadi panas, yang berdampak pada pengeluaran energi.
- Adipogenesis: Adipogenesis adalah pembentukan jaringan lemak dalam tubuh.
- Pencoklatan sel adiposa: Sel lemak coklat adalah jenis lemak yang aktif metabolik. Pencoklatan sel lemak mengaktifkan metabolisme energi.
- Pengaturan nafsu makan: Molekul FTO juga ditemukan di jaringan otak dan berperan dalam mengendalikan nafsu makan melalui sistem saraf pusat.
Dengan demikian, gen FTO memiliki peran penting dalam mengatur berat badan dan risiko kegemukan melalui pengaruhnya pada berbagai proses tubuh. Pengetahuan tentang peran gen ini dapat membantu kita lebih memahami bagaimana tubuh kita merespons makanan dan pengaruh genetika pada berat badan.