Vitamin D, atau cholecalciferol, adalah vitamin yang memiliki sifat unik karena dapat berperan sebagai pro-hormon. Tubuh memerlukan vitamin D untuk menghasilkan hormon calcitriol. Bedanya dengan vitamin lain yang harus diperoleh dari makanan, tubuh bisa membuat vitamin D sendiri dengan bantuan sinar matahari yang merubah turunan kolesterol di lapisan bawah kulit.
Anda juga bisa mendapatkan vitamin D dari makanan, terutama makanan hewani yang mengandung cholecalciferol (vitamin D3), seperti ikan, seafood, susu, dan telur. Sumber nabati, seperti jamur, menyediakan ergocalciferol (vitamin D2). Suplemen dan makanan yang diperkaya biasanya menggunakan vitamin D2.
Meskipun tubuh sebenarnya dapat membuat vitamin D, masih ada banyak orang, bahkan di negara tropis seperti Indonesia, yang mengalami kekurangan vitamin D. Vitamin D sangat penting dalam pengaturan keseimbangan kalsium, ekspresi genetik, dan diferensiasi sel. Khususnya, hormon calcitriol membantu menjaga kadar kalsium dalam darah tetap stabil. Saat tubuh kekurangan kalsium, calcitriol meningkatkan penyerapan kalsium di usus, mengurangi pengeluaran kalsium melalui ginjal, dan memfasilitasi pelepasan kalsium dari tulang.
Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan masalah kesehatan. Pada anak-anak, kekurangan ini dapat mengakibatkan rakhitis. Di dewasa, kekurangan vitamin D dapat terjadi pada mereka yang jarang mengonsumsi makanan sumber vitamin D, memiliki kulit gelap, atau jarang terpapar sinar matahari langsung. Gejalanya dapat berupa nyeri pada tulang dan kelemahan otot, yang merupakan ciri dari kondisi yang disebut osteomalasia.
Jadi, meskipun tubuh bisa membuat vitamin D sendiri, sangat penting untuk memastikan asupan yang cukup, terutama jika Anda memiliki faktor risiko kekurangan vitamin D.