Diet dan Alcoholic Liver Disease

Bagi pasien ASH, peluang mereka untuk bertahan hidup sangat meningkat jika mereka mengonsumsi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebaliknya, mereka yang gagal mengonsumsi makanan yang cukup, maka mereka berisiko mengalami tingkat kelangsungan hidup yang lebih rendah. 

Dalam kasus di mana pasien ASH tidak dapat memenuhi kebutuhan kalorinya melalui asupan makanan teratur dan tidak ada kontraindikasi seperti ileus, suplemen nutrisi enteral sangat dianjurkan.

Berdasarkan uji klinis, telah ditetapkan bahwa nutrisi tambahan enteral, baik melalui suplemen nutrisi oral atau makanan melalui selang, memberikan asupan energi dan protein yang cukup tanpa membuat pasien terkena risiko komplikasi seperti HE / hepatic encephalopathy. 

Meskipun nutrisi enteral umumnya lebih disukai daripada nutrisi parenteral, tidak ada uji coba acak yang signifikan yang membandingkan kedua rute asupan gizi ini pada pasien ASH.

Sebuah uji coba terkontrol menunjukkan bahwa nutrisi enteral sama efektifnya dengan glukokortikoid dalam mengobati pasien dengan hepatitis alkoholik parah. Pasien yang menjalani terapi nutrisi enteral selama masa pengobatan 28 hari menunjukkan angka kematian yang lebih rendah pada tahun berikutnya. Bahkan dalam kasus di mana pasien ASH dengan malnutrisi berat menerima suplemen nutrisi oral yang cukup, peluang mereka untuk bertahan hidup tetap meningkat, terlepas dari apakah mereka menggunakan steroid anabolik tambahan atau tidak. 

Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa pasien ASH yang kekurangan gizi mempunyai risiko signifikan terkena sindrom refeeding dan mungkin memerlukan tambahan fosfat, kalium, magnesium, dan vitamin larut air.

Meskipun suplemen nutrisi oral umumnya direkomendasikan, pemberian makanan melalui selang mungkin diperlukan jika pasien tidak dapat mempertahankan asupan oral yang cukup. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa selang nasogastrik menimbulkan risiko yang buruk pada pasien dengan varises esofagus. Di sisi lain, percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG) berhubungan dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi akibat asites atau varises.

Sangat dianjurkan bagi pasien ASH untuk mengonsumsi formula standar protein utuh, dengan total asupan energi 35 kkal per kilogram berat badan per hari dan asupan protein 1,2-1,5 gram per kilogram berat badan per hari. Namun, penderita asites sebaiknya memilih formula dengan kepadatan energi tinggi, berkisar antara 1,5-2,4 kkal per mililiter, untuk menghindari keseimbangan cairan positif. 

Bagi pasien yang mengalami HE selama pemberian nutrisi enteral, formula yang diperkaya BCAA adalah solusi yang tepat. Penting untuk diingat bahwa asupan protein yang rendah dapat memperburuk HE pada pasien ASH, serupa dengan pasien sirosis.

Dalam kasus di mana pasien ASH mengalami malnutrisi sedang atau berat dan tidak dapat mengonsumsi makanan yang cukup secara oral atau enteral, sangat dianjurkan untuk segera memulai nutrisi parenteral. 

Meskipun nutrisi tambahan parenteral, bersama dengan nutrisi oral ad libitum, tidak meningkatkan kelangsungan hidup, namun tidak berdampak negatif pada kondisi mental. 

Untuk mendapatkan materi lebih lanjut, bergabunglah dengan Kelas Diet untuk Penyakit Hati yang tersedia di Udemy. Gunakan tautan pada gambar berikut.

Oleh Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *