Oleh : Winda Murod, S.Gz, MPH
Ketemu lagi Sobat Gizi Gama dengan pembahasan mengenai asupan diet dan jerawat bagian kedua ya. Dalam bahasan kali ini, kita akan berbicara mengenai penyebab tidak langsung munculnya jerawat, dan bagaimana asupan makan bisa menambah atau mengurangi risiko timbulnya jerawat.
Penyebab Tidak Langsung Jerawat
Yang dimaksud dengan penyebab tidak langsung jerawat, adalah kondisi-kondisi yang memperparah atau memicu 4 penyebab langsung yang sudah kita bahas kemarin. Penyebab tidak langsung ini diantaranya :
- Genetik (secara genetik, ada orang yang tubuhnya memang memproduksi sebum yang berlebih, ditandai dengan kulit yang berminyak)
- Pemakaian zat kimia (berasal dari kosmetik dan skincare yang tidak cocok/mengandung minyak yang tinggi, hair pomade dan minyak untuk pijat yang blobor hingga ke wajah, dll).
- Tidak higienis sehingga memperparah terjadinya penyumbatan oleh kotoran (berasal dari polusi udara, debu, handuk, sprei, sarung bantal, masker, hijab, dll).
- Konsumsi hormone atau obat-obatan tertentu (mengandung kortikosteroid, androgen, atau pil KB)
- Asupan makan (untuk lebih rinci mengenai hal ini akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya).
Asupan Makan yang bisa Memperparah dan Memicu Timbulnya Jerawat
Kembali pada penelitian-penelitian mengenai jerawat yang telah disebutkan di atas bahwa pola makan dapat mempengaruhi timbulnya jerawat. Berikut beberapa makanan yang memperparah dan memicu timbulnya jerawat berdasarkan beberapa jurnal, namun ada juga yang disangkal oleh penelitian lainnya.
- Makanan Tinggi Indeks Glikemik (IG)
Makanan tinggi indeks glikemik memicu terjadinya jerawat melalui mekanisme IGFBP-3 (insulin like growth factor binding protein 3). IGFBP-3 ini berfungsi untuk proses apoptosis (kematian sel) seperti yang kita bahas pada bagian penyebab langsung jerawat kemarin. Konsumsi makanan tinggi indeks glikemik akan meningkatkan insulin dalam darah, dan tingginya level insulin dalam darah akan menyebabkan turunnya level IGFBP-3 ini, sehingga menghambat proses apoptosis tersebut. Sel yang seharusnya mati, menjadi tidak mati tetapi menumpuk di kulit, dan terjadilah sumbatan. Contoh makanan yang tinggi indeks glikemik yaitu, gula sederhana (gula pasir, gula aren), makanan olahan manis (manisan, roti, cake, cookies, biscuit, jus dalam kemasan, softdrink), nasi putih, kentang olahan, dan sereal kemasan.
- Lectin dalam Kacang-kacangan
Kacang-kacangan dari jenis tertentu mengandung zat lectin yang dapat masuk ke dalam tubuh dan memicu jerawat melalui mekanisme menghambat enzim ZAG, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel epitel yang tidak normal, sehingga berkontribusi pada penyumbatan pori. Lectin juga menyebabkan rendahnya konsentrasi zinc dalam darah sehingga memicu terjadinya inflamasi, termasuk inflamasi pada permukaan kulit. Namun demikian, hasil penelitian ini masih inkonsisten. Kacang-kacangan ini juga merupakan sumber protein nabati yang baik. Solusinya, kamu jangan menghindari 100% ya, tetapi lebih ke mengurangi atau membatasi konsumsinya.
- Perbandingan konsumsi Asam Lemak Omega dan Omega 3 yang tidak seimbang
Penelitian pada suku Kitavan yang kita bahas di sub bab sebelumnya, selain menyatakan bahwa makanan tinggi IG dapat meningkatkan risiko timbulnya jerawat, juga mendukung bahwa semakin tinggi kandungan asam lemak Omega-3 dalam diet populasi ini mungkin juga memainkan peran. Meningkatnya konsumsi asam Omega-3 tak jenuh ganda dapat menekan inflamasi akibat produksi sitokin, dengan demikian memberikan efek terapeutik pada jerawat. Asam lemak omega-3 juga telah terbukti mengurangi IGF-1 yang terlibat dalam eksaserbasi (keparahan) jerawat.
Pola makanan sumber lemak Westernized cenderung tinggi Omega 6 dan rendah dalam Omega 3, sehingga kurang mendapatkan efek baik dari Omega 3 ini. Makanan-makanan sumber Omega 6 adalah : minyak nabati, mayones, mentega, biji-bijian (bunga matahari, wijen, labu), selai kacang, tahu, telur dan daging sapi. Sementara itu makanan sumber Omega 3 adalah ikan tengiri, kembung, salmon, teri, tiram, biji rami, biji chia, kedelai dan kacang kenari. Lemak Omega 3 maupun Omega 6 ini keduanya diperlukan oleh tubuh, akan tetapi akan lebih baik jika perbandingan konsumsinya sesuai, yaitu (Omega 6 : Omega 3 = antara 1 : 1 sampai dengan 4 : 1). Kenyataannya pada pola makan Westernized, perbandingan ini bisa mencapai 10 : 1, bukan tidak mungkin ini juga terjadi pada pola makan orang Indonesia saat ini.
Okey,, itu dulu ya sobat semua .. biar engga kepanjangen. Kita ketemu lagi next time untuk bahas Makanan Apa Saja yang Mencegah atau Membantu Melindungi Kulit dari Jerawat?, dan off course.. TIPS BUAT PARA PEJUANG JERAWAT… See u next ya…
Bendiner E. 1974. Disastrous trade-off: Eskimo health for white “civilization. ” Hosp Pract ; 9 :156–89.
Bowe, W.P., Joshi, S.S. & Shalita, A. 2010. Diet and acne. Journal of the American Academy of Dermatology: 63 (1)
Cordain, L. 2006. The Dietary Cure for Acne. Colorado : Paleo Diet Enterprises
Davidovici, B.B & Wolf, R. 2010. The role of diet in acne: facts and controversies. Clinics in Dermatology 28, 12–16
Schaefer O. When the Eskimo comes to town. 1971. Nutrition Today ; 6:8–16.
Wolf, R., Matz, H., & Orion, E. 2004. Acne and Diet. Clinics in Dermatology : 22 : 387-393
Yoon Y.J., Yoon M.Y, Min S.U, Hong J.S, Choi Y.S & Suh D.H. 2010. The Influence of Dietary Patterns on Acne Vulgaris in Koreans. Europeans Journal of Dermatology 20 (6) : 768 -72