Merekomendasikan MUFA Berdasarkan Variasi Gen ADIPOQ

Asam lemak tunggal tak jenuh atau Mono Unsaturated Fatty Acid (MUFA) telah dikenal sebagai jenis lemak yang baik untuk kesehatan. 

Mengapa MUFA ?

Rangkaian penelitian menunjukan bahwa asupan tinggi MUFA berhubungan dengan penurunan risiko berbagai penyakit penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes hingga  dapat membantu dalam penurunan berat badan. Ketika dikonsumsi dalam jumlah cukup, MUFA memberikan sejumlah manfaat kesehatan. 

Mufa dapat meningkatkan metabolisme, membantu tubuh mengatur pemecahan lemak, dan meningkatkan efisiensi pembakaran lemak. Selain itu, MUFA berperan dalam mengatur metabolisme glukosa, sehingga dapat membantu menjaga stabilitas gula darah.

Beberapa lembaga kesehatan menyarankan konsumsi MUFA sebanyak 10-20% dari total asupan energi. Artinya apabila seseorang mengonsumsi total 2000 kcal setiap harinya, disarankan sebanyak minimal 200 kcal berasal dari jenis lemak ini. 

Bagaimana cara mencukupi kebutuhan lemak MUFA ?

Di alam, MUFA terdapat beragam jenis bahan makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah alpukat hingga minyak untuk memasak. Meskipun demikian, sumber yang cukup populer dari MUFA adalah minyak zaitun. Pemanfaatan minyak zaitun sebagai sumber minyak untuk menggoreng Ini adalah alasan masyarakat terutama di wilayah Mediterania memiliki asupan MUFA yang relatif tinggi.

Sumber MUFA tidak hanya terbatas pada minyak zaitun; makanan-makanan dengan kualitas baik, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, dan beberapa jenis minyak lainnya, juga dapat meningkatkan asupan MUFA. 

Menariknya, respons seseorang terhadap MUFA juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Beberapa variasi genetik, seperti adiponectin, dapat membuat seseorang lebih responsif terhadap asupan MUFA. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Daruneewan Warodomwichit dkk dari M-USDA Human Nutrition Research Center on Aging at Tufts University, Amerika Serikat menunjukan Efek ini. Penelitian tersebut dilakukan 1083 subjek di Amerika Serikat. Mereka menganalisis efek variasi pada gen ADIPOQ (gen yang mengkode Adiponektin) terhadap kadar adiponektin dan kegemukan. Mereka lalu mengevaluasi apakah asupan MUFA dapat mempengaruhi efek ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variasi pada gen ADIPOQ berhubungan dengan risiko seseorang untuk mengalami kegemukan / obesitas. Menariknya, mereka juga berhasil menunjukan bahwa asupan MUFA lebih dari 13% total energi berhubungan dengan penurunan risiko obesitas akibat gen ini. 

Apa itu Adiponektin ?

Adiponektin adalah molekul yang dilepaskan oleh jaringan lemak. Molekul ini dapat beredar di dalam tubuh dan mempengaruhi bagaimana tubuh mengolah zat gizi menjadi energi atau disimpan kembali sebagai lemak. Studi menyebutkan bahwa peningkatan kadar adiponektin baik bagi kesehatan metabolik, dan menurunkan risiko kegemukan. NAMUN kemampuan seseorang dalam memproduksi hormon adiponektin ini dipengaruhi oleh variasi genetik.

Apa Peranan variasi Genetik ?

Melalui uji genetik, individu dapat menentukan apakah mereka memiliki variasi tertentu yang yang dapat mempengaruhi kadar adiponektin dalam tubuhnya. Sebagian orang dengan kemampuan produksi adiponektin yang lebih rendah mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami kegemukan, oleh karena itu memerlukan lebih banyak makanan yang kaya akan MUFA. 

Penelitian lebih lanjut menyoroti peranan adiponectin, molekul yang diproduksi oleh jaringan lemak, dalam efek positif terhadap metabolisme dan kesehatan keseluruhan. Oleh karena itu, bagi mereka yang menjalani uji genetik, peningkatan asupan MUFA bisa menjadi rekomendasi yang sesuai berdasarkan variasi gen ADIPOQ atau adiponectin.

Dengan memahami manfaat Mufa berdasarkan informasi transkrip, individu dapat mengoptimalkan kesehatan mereka melalui pola makan yang tepat, dengan mempertimbangkan konsumsi Mufa sesuai dengan faktor genetik mereka. Keterlibatan dalam uji genetik dapat menjadi langkah awal yang bermanfaat untuk mendapatkan panduan nutrisi yang lebih personal dan terfokus.

Referensi :

Warodomwichit D, Shen J, Arnett DK, Tsai MY, Kabagambe EK, Peacock JM, Hixson JE, Straka RJ, Province MA, An P, Lai CQ, Parnell LD, Borecki IB, Ordovas JM. ADIPOQ polymorphisms, monounsaturated fatty acids, and obesity risk: the GOLDN study. Obesity (Silver Spring). 2009 Mar;17(3):510-7. doi: 10.1038/oby.2008.583. Epub 2008 Dec 18.

Kelas Nutrigenetik. 

Harry Freitag LM, PhD adalah doktor di bidang ilmu gizi dan saat ini mengajar secara online melalui platform Udemy. Salah satu kelas yang diajar beliau adalah kelas Nutrigenetik. Melalui pemahaman mengenai Nutrigenetik kita akan mengetahui bagaimana memberikan rekomendasi asupan zat gizi berdasarkan variasi genetik seseorang. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *