Diet mediterania adalah gambaran pola makan masyarakat di kawasan mediterania sebelum tahun 1960-an ketika budaya modern dan globalisasi masih belum banyak memengaruhi gaya hidup masyarakat di sekitarnya. Di masa itu masih banyak orang yang menanam pohon zaitun dan menggunakan minyaknya untuk keperluan memasak sehari-hari. Diet mediterania yang tradisional ini memiliki kekhasan karena banyak terpengaruh oleh unsur iklim, jenis makanan yang ditemukan di wilayah Mediterania, dan tipikal pekerjaan yang dijalani masyarakat.
Peradaban di wilayah Mediterania sudah muncul sejak 5.000 tahun yang lalu dan diet yang sekarang dijumpai pada wilayah ini adalah warisan kebudayaan masa lalu. Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa tidak semua makanan yang berada dalam diet mediterania berasal dari wilayah ini. Pohon zaitun, gandum, dan ladang anggur merupakan karakteristik pertanian yang pada awal mulanya dapat dijumpai di wilayah Mediterania. Seiring berjalannya waktu masuklah makanan dan minuman yang berasal dari daerah lain yang memperkaya budaya setempat, misalnya jeruk dan lemon dari wilayah Asia Timur yang dibawa oleh pedagang Arab.
Beberapa dari tanaman lainnya diperoleh dari wilayah Amerika dan Australia. Tomat, terung, jagung, nasi, kacang-kacangan, dan kentang juga bukan berasal dari wilayah ini, yang kemudian dibudidayakan di daerah Mediterania. Secara perlahan, komponen-komponen tersebut melebur menjadi bagian tidak terpisahkan dari wilayah Mediterania. Bagi penulis, penyampaian bahwa makanan yang ada dalam diet mediterania TIDAK semuanya berakar dari wilayah tersebut adalah penting karena hal ini mempermudah asimilasi budaya ini pada budaya lainnya di luar wilayah Mediterania, misalnya Indonesia. Dengan adanya perdagangan global yang dimulai ratusan tahun lalu, manusia dan barang pun ikut berpindah.
Bicara mengenai diet atau warisan kuliner di sekitar perairan Mediterania tidak terpisahkan dari 3 negara penting yaitu Italia, Spanyol, dan Yunani. Alasan banyak ulasan mengenai 3 negara tersebut adalah karena peneliti di sana cukup aktif mengkaji diet yang dimiliki masyarakat setempat dan dipublikasikan dalam berbagai media. Meskipun tidak menutup kemungkinan negara-negara lain di pesisir laut ini juga memiliki khazanah budaya sendiri.
Di antara ketiga negara tersebut, terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya, masyarakat di wilayah Yunani banyak mengonsumsi makanan dari sumber lemak dengan persentase lemak melebihi 40% dari total energi dalam sehari. Karakteristik masyarakat Italia adalah lebih banyak mengonsumsi pasta (spageti, lasagna, dsb.) sehingga komposisi karbohidratnya lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya (komposisi lemak pada masyarakat Italia adalah sekitar 30%). Masyarakat di negara Spanyol lebih banyak mengonsumsi hasil laut seperti ikan dan seafood yang mencirikan kebudayaan melaut masyarakat setempat. Dari ketiga negara ini, kesamaan yang mereka miliki adalah penggunaan minyak zaitun atau olive oil sebagai komponen utama dari produk makanan yang mereka buat. Penggunaan minyak zaitun telah berlangsung selama berabad-abad meskipun pada masa itu belum diketahui manfaat kesehatannya. Hal ini dikarenakan pohon zaitun dapat tumbuh dengan baik di sana.
Di antara ketiga negara tersebut, terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Misalnya, masyarakat di wilayah Yunani banyak mengonsumsi makanan dari sumber lemak dengan persentase lemak melebihi 40% dari total energi dalam sehari. Karakteristik masyarakat Italia adalah lebih banyak mengonsumsi pasta (spageti, lasagna, dsb.) sehingga komposisi karbohidratnya lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya (komposisi lemak pada masyarakat Italia adalah sekitar 30%).
Masyarakat di negara Spanyol lebih banyak mengonsumsi hasil laut seperti ikan dan seafood yang mencirikan kebudayaan melaut masyarakat setempat. Dari ketiga negara ini, kesamaan yang mereka miliki adalah penggunaan minyak zaitun atau olive oil sebagai komponen utama dari produk makanan yang mereka buat. Penggunaan minyak zaitun telah berlangsung selama berabad-abad meskipun pada masa itu belum diketahui manfaat kesehatannya. Hal ini dikarenakan pohon zaitun dapat tumbuh dengan baik di sana.
Asimilasi budaya dan bahan makanan sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Resep-resep dan menu diet mediterania yang ada sekarang juga tidak semuanya murni berasal dari daerah ini, melainkan sudah menyatu dengan cita rasa dan kebudayaan dunia. Konsep ini penting disampaikan agar diet mediterania menjadi sesuatu yang relevan bagi masyarakat di era sekarang ini.
Oleh : Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD
Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Diet Mediterania, ikuti Kelas Memulai Program Diet oleh Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD di udemy.
<<< Klik Gambarnya
Diet Mediterania: Teori dan Aplikasi bagi Masyarakat Indonesia.
Penulis: Harry Freitag Luglio Muhammad
ISBN: 978-602-386-946-6
Indonesia mengalami peningkatan kejadian penyakit tidak menular. Penyakit tersebut kini menjadi penyebab kematian tertinggi di negara ini. Oleh karena itu, alternatif diet yang lebih sehat diperlukan masyarakat agar risiko penyakit ini dapat diturunkan. Selama lebih dari 70 tahun, diet mediterania telah diteliti dan dibandingkan dengan diet lain di seluruh dunia. Hasilnya adalah diet ini memiliki keunggulan yang signifikan terhadap upaya pencegahan penyakit tidak menular. Di dalam buku ini dijelaskan konsep dan aplikasi diet mediterania serta manfaatnya bagi kesehatan, terutama pencegahan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan stroke. Penjelasan mengenai manfaat diet mediterania bagi kesehatan dijelaskan melalui riset-riset yang bersifat mutakhir (state of the art). Di dalam buku ini, penulis juga mempresentasikan hasil penelitiannya dalam upaya mengadopsi diet mediterania bagi masyarakat Indonesia.
Buku ini disusun sebagai sebuah pengantar yang menjelaskan alur berpikir bagaimana sebuah diet memiliki manfaat klinis dan subklinis dalam pencegahan penyakit. Buku ini ditujukan untuk ahli gizi agar memiliki pilihan lebih banyak dalam mengubah pola makan kliennya. Buku ini juga merupakan sebuah penawaran untuk mengadopsi pola makan baru bagi masyarakat Indonesia. Pola makan yang tidak dilahirkan oleh masyarakat kita, tetapi telah terbukti memberikan manfaat kesehatan. Semoga bermanfaat.