Ditulis oleh : Harry Freitag Luglio Muhamma, PhD, RD (Peneliti, Dietisien, Enterpreneur)
Mengapa beberapa individu tampaknya lebih rentan terhadap obesitas daripada yang lain? Jawabannya mungkin terletak pada keseimbangan antara status gizi dan penanganan simpanan gizi berlebihan dalam tubuh. Dan tidak diragukan lagi, peran genetika dan kebiasaan makan modern memiliki peran penting dalam mengatur kerentanan kita terhadap obesitas. Ketika kita berbicara tentang obesitas, kita tidak bisa mengabaikan peran penting dari apa yang dikenal sebagai de novo lipogenesis – proses di mana tubuh membentuk lemak dari zat gizi non-lemak.
Ini tidak hanya tentang makanan yang kita konsumsi, tetapi juga tentang bagaimana tubuh kita memproses dan menggunakan energi dari makanan tersebut.
Sekarang, dengan makanan yang diproses dan ketersediaan karbohidrat yang semakin mudah ditemukan, tidak mengherankan jika obesitas telah menjadi epidemi global.
Karbohidrat tertentu, terutama yang diproses, telah secara konsisten berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas. Dan di balik keterkaitan ini, ada interaksi kompleks antara faktor genetik individu dan lingkungan obesogenik.
Obesitas sendiri, pada dasarnya, adalah hasil dari akumulasi lemak yang berlebihan dalam tubuh manusia setelah periode surplus energi yang berkepanjangan. Lemak yang tidak digunakan segera disimpan dalam jaringan adiposa, siap untuk dimobilisasi saat diperlukan oleh tubuh ketika keseimbangan energi terganggu.
Namun, penting untuk memahami perbedaan antara dua jenis lemak utama dalam jaringan adiposa: lemak eksogen dan lemak endogen. Lemak eksogen berasal dari asupan makanan kita, sementara lemak endogen diproduksi dalam tubuh manusia melalui proses de novo lipogenesis.
Karbohidrat dan de novo lipogenesis
Tak dapat disangkal bahwa karbohidrat berperan penting dalam sumber energi kita. Namun, jika karbohidrat dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan, mereka dapat mengarah pada peningkatan proses de novo lipogenesis, yang pada gilirannya dapat meningkatkan penimbunan lemak dalam tubuh kita.
“…Perlu diingat bahwa asupan karbohidrat tidak selalu yang bertanggung jawab atas peningkatan komposisi lemak dalam tubuh…”
Menurut penelitian oleh Schutz et al. (1985), hanya sekitar 50% dari karbohidrat yang dikonsumsi yang benar-benar digunakan sebagai sumber energi, sementara kurang dari 5% diubah menjadi asam lemak. Ini menyoroti kompleksitas bagaimana tubuh manusia memproses berbagai zat dan substrat yang masuk.
Dengan perubahan gaya hidup dan pola makan saat ini, di mana makanan sumber karbohidrat terproses mudah ditemukan dan berlimpah, kita mungkin menghadapi peningkatan proses lipogenesis yang dapat berujung pada penimbunan lemak yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor yang mengatur de novo lipogenesis agar dapat mengelola berat badan kita dengan lebih efektif.
Manusia adalah makhluk biologis
Tubuh manusia adalah mesin yang kompleks, dilengkapi dengan mekanisme pertahanan terhadap kondisi kekurangan makanan. Ketika energi berlebihan, tubuh kita cenderung menyimpan kelebihan energi tersebut sebagai glikogen dan lemak di berbagai jaringan, termasuk hati, otot, dan jaringan adiposa.
Sistem penyimpanan ini memainkan peran penting dalam memastikan bahwa tubuh memiliki cadangan energi yang cukup saat sumber makanan terbatas.
De novo lipogenesis adalah salah satu mekanisme penyimpanan penting yang terutama terjadi di jaringan hati dan adiposa. Proses ini melibatkan pembentukan asam lemak melalui enzim fatty acid synthase (FAS), elongasi asam lemak, dan desaturasi asam lemak.
Memahami bagaimana proses ini terjadi adalah langkah penting dalam memahami mekanisme terjadinya obesitas dan bagaimana kita dapat mengelola berat badan dengan lebih baik.
Dengan memahami dan menghargai kompleksitas proses de novo lipogenesis, kita dapat membuat pilihan makanan dan gaya hidup yang lebih sehat, membantu kita mencapai tujuan kesehatan dan kebugaran kita.
Penting untuk dicatat bahwa kontrol yang tepat terhadap lipogenesis ini tidak hanya tentang mencegah akumulasi lemak berlebih. Ini juga tentang mengurangi risiko berbagai penyakit yang dapat terkait dengan gangguan pada proses ini.
Seorang peneliti terkemuka, Hallerstein (1999), menyoroti sejumlah penyakit dan masalah kesehatan yang dapat timbul ketika de novo lipogenesis terganggu. Hal ini termasuk hiperlipidemia, aterosklerosis, obesitas, sirosis, dan bahkan resistensi insulin.
Penting juga untuk diingat bahwa efektivitas de novo lipogenesis bisa bervariasi dari individu ke individu. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk hormon, zat gizi, dan bahkan gaya hidup. Sebagai contoh, jenis kelamin, obesitas, diabetes, inflamasi, dan konsumsi alkohol dapat memengaruhi bagaimana tubuh mengatur proses lipogenesis ini.
Jadi, bagaimana kita bisa mengoptimalkan proses ini?
Ahli kesehatan Faix et al. (1993) telah mengungkapkan bahwa efisiensi de novo lipogenesis ternyata bukanlah satu ukuran yang sesuai untuk semua. Penelitian menarik ini mengungkapkan bahwa wanita pada fase folikuler memiliki peningkatan produksi lemak baru hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pria. Namun, hal yang mengejutkan adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam produksi lemak baru antara wanita pada fase luteal dan pria.
Tingkat aktivitas yang tinggi dari proses de novo lipogenesis juga telah dikaitkan dengan pasien diabetes, namun, hal ini tidak berlaku pada subjek obesitas dengan kadar insulin yang normal.
Dampak Hormon Insulin dalam de novo lipogenesis
Belakangan, muncul asumsi menarik bahwa sensitivitas insulin memiliki peran dalam mengatur produksi lemak baru. Ini sangat masuk akal mengingat bahwa insulin dalam plasma merupakan salah satu sinyal kunci dalam regulasi metabolisme energi. Ini menunjukkan bahwa kondisi tertentu dan gaya hidup kita juga dapat memainkan peran penting dalam berapa banyak lemak baru yang diproduksi oleh tubuh kita.
Dengan mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana jenis kelamin, sensitivitas insulin, serta kondisi dan gaya hidup kita mempengaruhi proses produksi lemak baru dalam tubuh, kita dapat lebih memahami bagaimana menjaga keseimbangan energi dan mungkin mengelola berat badan dengan lebih efektif.
Pelajari lebih lanjut mengenai obesitas dan penanganannya
Obesitas adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2. Pelajari manajemen obesitas dari konsep hingga praktis, Kembangkan program penurunan berat badan berbasis bukti ilmiah.