Diet Mediterania dan Penanda Inflamasi / Peradangan

Diet mediterania dapat menurunkan penanda inflamasi sistemik pada manusia dewasa. Pernyataan ini dibuktikan oleh sebuah meta analisis yang dilakukan terhadap beberapa uji klinis (clinical trial) yang menguji efek pemberian preskripsi diet yang mengarah pada prinsip diet mediterania terhadap penanda inflamasi (Schwingshackl & Hoffmann, 2014). Studi meta-analisis ini mengompilasi hasil penelitian dari 17 studi yang dilakukan dari beberapa negara di seluruh dunia. Dari hasil kompilasi tersebut diketahui bahwa mengikuti pola makan yang sesuai dengan prinsip diet mediterania dapat menurunkan 2 penanda pro-inflamatori yaitu CRP dan IL-6 serta meningkatkan protein anti-inflamatori yaitu adiponektin. 

Komponen dari diet mediterania telah diteliti berhubungan dengan penurunan inflamasi kronis. Beberapa studi telah mengkonfirmasi bahwa pola makan yang mendekati prinsip diet mediterania berhubungan dengan penurunan penanda inflamasi seperti CRP dan IL-6. Penelitian observasional pada sekitar 3000 pria dan wanita dewasa di Yunani menunjukan bahwa orang dengan pola makan yang mengikuti prinsip diet mediterania memiliki CRP yang lebih rendah 20% dan IL-6 lebih rendah 16% dari individu yang memiliki pola makan tidak sesuai dengan prinsip diet mediterania. Hasil penelitian ini didukung oleh riset yang dilakukan pada perawat dengan judul Nurse Health Study. Dalam penelitian ini diketahui bahwa Mediterranean Diet Score (akan dijelaskan pada bab berikutnya) berhubungan secara negatif dengan penanda inflamsi seperti CRP dan IL-6. 

Mempreskripsikan atau merekomendasikan diet mediterania bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan terutama pada negara-negara di luar wilayah Mediterania. Oleh karena itu, sebagian besar riset yang dilakukan memanfaatkan prinsip diet mediterania sebagai landasan penuntun diet yang diberikan. Komposisi panduan pola makan yang sesuai dengan diet mediterania ditunjukkan pada Gambar 4.5. Menjalankan pola makan yang sesuai dengan diet mediterania memberikan dampak secara langsung terhadap asupan zat gizi seseorang. Orang yang menjalani diet ini memiliki konsumsi vitamin antioksidan (vitamin C, vitamin E), folat, dan mineral (selenium) yang lebih tinggi. Diperkirakan bahwa ketika seseorang menjalani diet mediterania sesuai dengan yang disarankan maka asupan beta karoten 6,000 μg per hari, vitamin E 17 mg per hari,  folat 400 μg per hari, flavonoid 300 mg per hari, dan selenium 120 μg per hari. Konsumsi harian makanan yang kaya akan antioksidan ini secara langsung menekan proses oksidasi dan secara tidak langsung menekan inflamasi sistemik kronis.

Hubungan antara diet medierania, inflamasi, dan risiko penyakit tidak menular

Diet mediterania memiliki manfaat yang signifikan terhadap penurunan risiko penyakit tidak menular. Manfaat ini disebabkan oleh keunggulan diet mediterania dalam menekan inflamasi sistemik kronis derajat rendah pada tubuh. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa efek anti-inflamasi dari diet mediterania ini dicapai karena komponen-komponen dalam diet tersebut secara langsung dan tidak langsung dapat menekan peradangan.

Pada diet mediterania konsumsi makanan yang memiliki sifat anti-inflamasi ditingkatkan, sedangkan makanan yang memiliki sifat pro-inflamasi dikurangi. Sebagai contoh, konsumsi daging merah dikurangi dan digantikan ikan secara langsung meningkatkan konsumsi omega 3 yang memiliki sifat anti-inflamasi dan mengurangi konsumsi lemak jenuh yang memiliki sifat pro-inflamasi. Hal ini juga dicapai dengan mengganti minyak dari minyak kelapa menjadi minyak zaitun. Secara langsung, konsumsi sayuran dan buah akan meningkatkan asupan polifenol yang memiliki efek anti-inflamasi serta meningkatkan asupan antioksidan. Antioksidan yang tinggi penting untuk mencegah tubuh mengalami peradangan yang diakibatkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. 

Sumber : Schwingshackl, L., Hoffmann G. 2014. Mediterranean dietary pattern, inflammation and endothelial function: a systematic review and meta-analysis of intervention trials. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 24(9): 929–939.

Oleh : Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Diet Mediterania, ikuti Kelas Memulai Program Diet oleh Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD di udemy.


<<< Klik Gambarnya

Diet Mediterania: Teori dan Aplikasi bagi Masyarakat Indonesia.

Penulis: Harry Freitag Luglio Muhammad

ISBN: 978-602-386-946-6

Indonesia mengalami peningkatan kejadian penyakit tidak menular. Penyakit tersebut kini menjadi penyebab kematian tertinggi di negara ini. Oleh karena itu, alternatif diet yang lebih sehat diperlukan masyarakat agar risiko penyakit ini dapat diturunkan. Selama lebih dari 70 tahun, diet mediterania telah diteliti dan dibandingkan dengan diet lain di seluruh dunia. Hasilnya adalah diet ini memiliki keunggulan yang signifikan terhadap upaya pencegahan penyakit tidak menular. Di dalam buku ini dijelaskan konsep dan aplikasi diet mediterania serta manfaatnya bagi kesehatan, terutama pencegahan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes melitus, dan stroke. Penjelasan mengenai manfaat diet mediterania bagi kesehatan dijelaskan melalui riset-riset yang bersifat mutakhir (state of the art). Di dalam buku ini, penulis juga mempresentasikan hasil penelitiannya dalam upaya mengadopsi diet mediterania bagi masyarakat Indonesia.

Buku ini disusun sebagai sebuah pengantar yang menjelaskan alur berpikir bagaimana sebuah diet memiliki manfaat klinis dan subklinis dalam pencegahan penyakit. Buku ini ditujukan untuk ahli gizi agar memiliki pilihan lebih banyak dalam mengubah pola makan kliennya. Buku ini juga merupakan sebuah penawaran untuk mengadopsi pola makan baru bagi masyarakat Indonesia. Pola makan yang tidak dilahirkan oleh masyarakat kita, tetapi telah terbukti memberikan manfaat kesehatan. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *