FAKTOR RISIKO OBESITAS : Nature atau Nurture ?

Mengapa orang menjadi gemuk atau obes ?

Secara sekilas, kita menganggap bahwa faktor penyebab obesitas hanya ada dua : makan berlebihan dan kurang bergerak. 

Tubuh manusia berfungsi dengan memanfaatkan prinsip termodinamika, ada konsep yang disebut sebagai keseimbangan energi positif dan keseimbangan energi negatif. Keseimbangan energi positif dapat dicapai ketika asupan energi/ kalori yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan oleh tubuh, sehingga tubuh akan menyimpannya dalam jaringan lemak. 

Keseimbangan energi positif, meskipun kecil, apabila tertumpuk setiap hari tampaknya menjadi kontributor penting terhadap penambahan berat badan kumulatif. 

Namun, patogenesis obesitas ternyata lebih kompleks dari sekedari kalori masuk kalori keluar. 

Saat ini beragam riset masih dilakukan untuk memahami fenomena peningkatan kasus obesitas di seluruh dunia. Pendekatan epidemiologi mutakhir digunakan untuk lebih memahami penyebab obesitas, termasuk interaksi yang kompleks antara komponen perilaku, lingkungan, fisiologis, genetik, sosial, dan ekonomi.

Kompleksitas Faktor Risiko dalam Obesitas:

Salah satu kompleksitas yang sering muncul dalam mempelajari faktor risiko obesitas adalah variabilitas dalam cara orang menumpuk lemak di dalam tubuhnya, dalam hal ini jaringan adiposa/ jaringan lemak. Setiap individu memiliki caranya sendiri dalam mengatur metabolisme tubuhnya dan bagaimana kecenderungan jaringan lemak dalam menyimpan energi atau menggunakan energi.

Contoh yang jelas dari heterogenitas ini adalah variasi dalam konfigurasi tubuh dalam menumpuk lemak tubuh di daerah tertentu. Ada orang yang lebih banyak menumpuk lemak pada bagian pinggul, ada yang bagian perut, ada yang banyak pada organ-organ internal. Perbendaan ini disebut sebagai variasi dalam fenotip obesitas. 

Heterogenitas dalam fenotip obesitas membuat penelitian mengenai faktor penyebab obesitas menjadi tantangan. Beberapa bahkan menyarankan bahwa kondisi ini tidak dapat dianggap sebagai entitas homogen. 

Dewasa ini terjadi pengembangan yang signifikan dalam teknologi pemetaan dan integratif fisiologis, sehingga kita dapat mengevaluasi fenotip individu dengan obesitas setiap individu serta menilai komposisi tubuh dan penumpukan lemak.

NATURE

Genetik Sebagai Penyebab Variasi Fenotip Obesitas

Ada beragam faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan fenotip obesitas, salah satunya adalah faktor genetik. Penelitian mengenai efek faktor genetik dalam kejadian obesitas telah berhasil mengidentifikasi beberapa gen yang bertanggung jawab menyebabkan orang menjadi mudah mengalami kegemukan. 

Sebagai contoh, variasi pada gen MC4R (yang mengkode reseptor melanokortin 4) berkontribusi hingga 5% dari kejadian obesitas yang sangat ekstrem dan merupakan penyebab genetik yang paling umum. Selain MC4R kita juga mengenal variasi pada gen FTO. 

Genetika sendiri tidak dapat menjelaskan peningkatan prevalensi obesitas yang relatif baru (dalam 30 tahun terakhir) dan cepat secara global. 

Ya, kalau faktor genetik adalah penyebab utama orang mengalami kegemukan, tentu manusia purba sudah lebih dahulu mengalami obesitas. Karena sebagai spesies, perubahan kode genetik manusia tidak terlalu banyak terjadi dalam 1000 tahun terakhir. Faktanya, kasus obesitas muncul dalam 3-4 dekade terakhir menunjukan bahwa ada interaksi antara unsur gaya hidup modern dan genetik yang memudahkan orang untuk menjadi gemuk.

Peran Nutrigenetik dan Nutrigenomics dalam Mengungkap Asal-usul Obesitas:

Peran bidang nutrigenomik dan nutrigenetik, termasuk komponennya seperti metabolomik, epigenomik, microbiome dan metagenomik, menjadi bidang dengan bidang ilmu baru yang meningkat untuk mengungkap asal-usul, penyebab, atau konsekuensi obesitas. Bidang ini menciptakan dasar untuk manajemen pasien dengan obesitas secara presisi dan personalized. 

Mengapa ? 

Pemahaman mendalam tentang genetika, penanda molekuler dan faktor lingkungan membantu merancang pendekatan yang lebih efektif dalam penanganan obesitas. Obesitas merupakan hasil dari kombinasi kompleks antara faktor genetika dan gaya hidup. Meskipun identifikasi gen-gen spesifik telah dilakukan, obesitas tidak dapat dijelaskan hanya dengan melibatkan genetika semata. Penggunaan nutrigenomics dan pemahaman mendalam tentang genetika obesitas dapat membuka jalan menuju manajemen yang lebih tepat dan efektif bagi para pasien.

NURTUR 

Faktor Lingkungan

Selain faktor biologis (NATURE), faktor lingkungan (NURTURE) juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kejadian obesitas. Faktor lingkungan dapat mengendalikan bagaimana kita makan, seberapa aktif kita dalam Bergerak sehingga pada akhirnya mempengaruhi asupan dan pengeluaran energi. 

Perilaku makan dipengaruhi oleh kesempatan untuk makan, ketersediaan dan keterjangkauan makanan, serta lingkungan fisik. Begitu pula juga dengan aktivitas fisik. Orang yang tinggal di daerah dengan fasilitas transportasi umum yang memadai tentu akan menjadi lebih aktif dibandingkan dengan lingkungan tanpa transportasi umum (karena harus menggunakan kendaraan pribadi).

Perusahaan makanan juga mengadopsi strategi pemasaran yang kuat untuk mendorong orang untuk makan lebih banyak. Buruknya adalah pilihan makanan yang dijual oleh sebagian besar perusahaan tersebut memberikan energi yang banyak namun minim zat gizi.

Selain itu, kebiasaan makan di luar rumah juga berhubungan dengan obesitas. Hal ini mungkin terjadi karena peningkatan makanan yang dijual di luar rumah relatif tinggi kalori, gula sederhana dan rendah zat gizi. 

Aktivitas fisik, sebagai komponen perilaku lainnya, juga dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan budaya seperti jenis transportasi, bermain video game, penggunaan komputer, dan pekerjaan. 

Kecenderungan gaya hidup sedentari dan peningkatan asupan energi diperkirakan alasan mengapa individu di negara maju dan berkembang banyak yang mengalami kegemukan dan obesitas. 

Pengaruh Tidur dan Pola Tidur:

Jumlah jam tidur yang kurang sudah lama dilaporkan sebagai faktor yang berkontribusi pada peningkatan kasus obesitas dan kegemukan. 

Mengapa ? 

Karena kurang tidur berdampak pada kelelahan sepanjang hari dan hal ini menimbulkan risiko kurang gerak, prokastinasi dan gaya hidup sedentari. Sebagai tambahan, kurang tidur juga mendorong peningkatan konsumsi makanan dengan densitas energi yang tinggi (manis atau berlemak). 

Komposisi Diet

Selain dari jumlah kalori ada komponen penting lain yang berkontribusi terhadap kejadian obesitas atau kegemukan. Hal tersebut adalah jenis dan kualitas kalori. Dari mana makanan kita berasal dan bagaimana nilai gizinya secara makro.

Pola Makan Seimbang dan Berkualitas Tinggi:

Pola diet berkualitas tinggi, yang ditandai oleh konsumsi makronutrien yang seimbang (dengan 10–20% energi berasal dari protein, <30% dari lemak, dan 50–55% dari karbohidrat), berhubungan dengan risiko obesitas yang lebih rendah. 

Temuan ini juga berlaku untuk konsumsi tinggi buah-buahan, kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian utuh, yogurt. Sebaliknya, konsumsi tinggi minuman manis berisi gula, keripik kentang, kentang goreng, daging merah dan olahan, produk panggang komersial, lemak trans, biji-bijian olahan, dan tambahan gula berhubungan dengan peningkatan risiko obesitas.

Dalam menjaga keseimbangan energi dan berat badan, tidak hanya jumlah kalori yang perlu diperhatikan, tetapi juga jenis dan kualitas kalori. Konsumsi makanan dengan pola diet berkualitas tinggi, termasuk distribusi makronutrien yang seimbang, dapat berkontribusi pada pencegahan peningkatan berat badan dan risiko obesitas. Sebaliknya, konsumsi makanan yang kurang sehat dapat berdampak pada peningkatan berat badan. Oleh karena itu, penting untuk memilih makanan dengan bijak untuk menjaga kesehatan tubuh jangka panjang.

Pelajari lebih lanjut mengenai obesitas dan penanganannya

Manajemen Obesitas

Obesitas adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2. Pelajari manajemen obesitas dari konsep hingga praktis, Kembangkan program penurunan berat badan berbasis bukti ilmiah

REFERENSI

  • Hu, F. B. Obesity Epidemiology (Oxford Univ. Press, 2008). https://global.oup.com/academic/product/obesity-epidemiology-9780195312911?cc=id&lang=en& 
  • Hall KD, Sacks G, Chandramohan D, Chow CC, Wang YC, Gortmaker SL, Swinburn BA. Quantification of the effect of energy imbalance on bodyweight. Lancet. 2011 Aug 27;378(9793):826-37. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21872751/ 
  • VAGUE J. The degree of masculine differentiation of obesities: a factor determining predisposition to diabetes, atherosclerosis, gout, and uric calculous disease. Am J Clin Nutr. 1956 Jan-Feb;4(1):20-34. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/13282851/ 
  • Saeed S, Bonnefond A, Manzoor J, Shabbir F, Ayesha H, Philippe J, Durand E, Crouch H, Sand O, Ali M, Butt T, Rathore AW, Falchi M, Arslan M, Froguel P. Genetic variants in LEP, LEPR, and MC4R explain 30% of severe obesity in children from a consanguineous population. Obesity (Silver Spring). 2015 Aug;23(8):1687-95. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26179253/ 
  • Flier JS. Obesity wars: molecular progress confronts an expanding epidemic. Cell. 2004 Jan 23;116(2):337-50. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14744442/ 
  • Ferguson LR, De Caterina R, Görman U, Allayee H, Kohlmeier M, et al. Guide and Position of the International Society of Nutrigenetics/Nutrigenomics on Personalised Nutrition: Part 1 – Fields of Precision Nutrition. J Nutrigenet Nutrigenomics. 2016;9(1):12-27. Ludwig, D. S. & Nestle, M. Can the food industry play a constructive role in the obesity epidemic? JAMA 300, 1808–1811 (2008). https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27169401/ 
  • Bes-Rastrollo M, Basterra-Gortari FJ, Sánchez-Villegas A, Marti A, Martínez JA, Martínez-González MA. A prospective study of eating away-from-home meals and weight gain in a Mediterranean population: the SUN (Seguimiento Universidad de Navarra) cohort. Public Health Nutr. 2010 Sep;13(9):1356-63. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19954575/ 
  • Vandevijvere S, Chow CC, Hall KD, Umali E, Swinburn BA. Increased food energy supply as a major driver of the obesity epidemic: a global analysis. Bull World Health Organ. 2015 Jul 1;93(7):446-56. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26170502/ 
  • Sayón-Orea C, Bes-Rastrollo M, Carlos S, Beunza JJ, Basterra-Gortari FJ, Martínez-González MA. Association between sleeping hours and siesta and the risk of obesity: the SUN Mediterranean Cohort. Obes Facts. 2013;6(4):337-47. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23970143/ 
  • Ludwig DS. Lifespan Weighed Down by Diet. JAMA. 2016 Jun 7;315(21):2269-70. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27043490/ 
  • Jensen MD, Ryan DH, Apovian CM, Ard JD, Comuzzie AG,; American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines; Obesity Society. 2013 AHA/ACC/TOS guideline for the management of overweight and obesity in adults: a report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines and The Obesity Society. Circulation. 2014 Jun 24;129(25 Suppl 2):S102-38. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24222017/ 
  • Martinez JA, Navas-Carretero S, Saris WH, Astrup A. Personalized weight loss strategies-the role of macronutrient distribution. Nat Rev Endocrinol. 2014 Dec;10(12):749-60. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25311395/ 
  • Razquin C, Martinez JA, Martinez-Gonzalez MA, Mitjavila MT, Estruch R, Marti A. A 3 years follow-up of a Mediterranean diet rich in virgin olive oil is associated with high plasma antioxidant capacity and reduced body weight gain. Eur J Clin Nutr. 2009 Dec;63(12):1387-93. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19707219/ 
  • Estruch R, Martínez-González MA, Corella D, Salas-Salvadó J, Fitó M, PREDIMED Study Investigators. Effect of a high-fat Mediterranean diet on bodyweight and waist circumference: a prespecified secondary outcomes analysis of the PREDIMED randomised controlled trial. Lancet Diabetes Endocrinol. 2019 May;7(5):e6-e17. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31003626/
  • Mozaffarian D, Hao T, Rimm EB, Willett WC, Hu FB. Changes in diet and lifestyle and long-term weight gain in women and men. N Engl J Med. 2011 Jun 23;364(25):2392-404. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21696306/ 
  • Schwingshackl L, Hoffmann G, Kalle-Uhlmann T, Arregui M, Buijsse B, Boeing H. Fruit and Vegetable Consumption and Changes in Anthropometric Variables in Adult Populations: A Systematic Review and Meta-Analysis of Prospective Cohort Studies. PLoS One. 2015 Oct 16;10(10):e0140846. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26474158/ 
  • Smith JD, Hou T, Ludwig DS, Rimm EB, Willett W, Hu FB, Mozaffarian D. Changes in intake of protein foods, carbohydrate amount and quality, and long-term weight change: results from 3 prospective cohorts. Am J Clin Nutr. 2015 Jun;101(6):1216-24. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25854882/ 
  • Mozaffarian D. Food and weight gain: time to end our fear of fat. Lancet Diabetes Endocrinol. 2016 Aug;4(8):633-635. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27283481/
  • Tobias DK, Chen M, Manson JE, Ludwig DS, Willett W, Hu FB. Effect of low-fat diet interventions versus other diet interventions on long-term weight change in adults: a systematic review and meta-analysis. Lancet Diabetes Endocrinol. 2015 Dec;3(12):968-79. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26527511/ 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *