Upaya Penanganan Obesitas Berbasis Modifikasi Gaya Hidup

Apabila sudah mengalami obesitas, apa yang bisa kita lakukan ?

Selama lebih dari seperempat abad, modifikasi perilaku dalam program gaya hidup telah menjadi bagian penting dari program penurunan berat badan. Sebuah studi systematic review dan meta-analisis menunjukkan bahwa program melalui metode perubahan perilaku berdampak pada penurunan berat badan rata-rata sebesar 3,01 kg. 

Manajemen obesitas melalui modifikasi perilaku memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah membantu klien memahami dan memonitor perilaku makan mereka. Dengan metode ini, kita dapat membantu klien mengidentifikasi faktor pemicu kelebihan makanan yang bisa jadi berhubungan dengan lokasi, stress pekerjaan, hingga kondisi lainnya seperti lingkungan sosial.

Metode modifikasi perilaku juga mencakup strategi untuk membantu orang mengembangkan perilaku asertif, mempelajari teknik kognitif untuk mengatasi perbincangan internal, dan cara mengatasi masalah yang muncul.

Inovasi terbaru dalam penggunaan intervensi gaya hidup adalah implementasi alat daring, termasuk umpan balik otomatis melalui email, konseling melalui video conference, dan terapi perilaku. Diet untuk pengelolaan berat badan baru-baru ini diuji secara ketat dalam uji klinis acak selama 20 tahun terakhir. Ketidakseimbangan energi negatif melalui pembatasan kalori umumnya digunakan untuk mencapai penurunan berat badan, dan semua diet pada dasarnya akan menghasilkan efek ini. 

Dalam perencanaan diet, terdapat beberapa alternatif mencapai kalori defisit

1. Pengurangan sebesar 500 kcal dari total kebutuhan energi per hari 

2. Penurunan energi individual sebesar -30%

3. Diet standar dengan kandungan energi menu 1.200 kcal per hari untuk wanita dan 1.500 kcal per hari untuk pria.

Ada Beragam Pilihan Diet

Beberapa studi menunjukan bahwa peningkatan kualitas gizi makanan secara keseluruhan tanpa tujuan untuk pembatasan energi langsung (misalnya, dengan diet Mediterania, diet paleo) juga dapat membantu mengurangi berat badan. Meskipun demikian, pencapaian penurunan berat badan tidak dengan optimal untuk membantu penurunan berat badan apabila tidak dibarengi dengan defisit kalori.

Bagian penting dari modifikasi perilaku adalah memastikan bahwa klien taat dan disiplin dalam menjalani perubahan diet dan gaya hidup. Seberapa canggih dan rumit sebuah metode diet, kunci keberhasilan adalah kepatuhan terhadap program diet tersebut. Hal ini penting mengingat diet adalah soal pilihan hidup yang seringkali bersinggungan dengan preferensi dan aspek sosiokultural.

Selain faktor kepatuhan terhadap program diet, faktor lain seperti faktor genetik juga dapat berpengaruh. Variabilitas genetik mungkin memberikan penjelasan mengapa beberapa individu memiliki respon keberhasilan yang berbeda. Hal ini kemudian mengantarkan pada kondisi dimana modifikasi perilaku dan pendekatan diet yang dipersonalisasi menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan dalam perjalanan penurunan berat badan.

Memilih jenis diet yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bukanlah hal yang mudah. Setiap orang akan memiliki preferensi dan sudut pandang sendiri Mengenai apa yang mereka makan dan bagaimana mereka makan. Sebagai tambahan, terdapat perbedaan dalam komposisi makronutrien di berbagai jenis diet, namun tidak selalu ada satu diet yang unggul dibandingkan dengan yang lain. Setiap diet (entah itu paleo, intermittent fasting, ketogenik, vegan atau diet rendah kali gizi seimbang) memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, penting bagi seorang konselor untuk melibatkan pasien dalam pemilihan diet untuk meningkatkan kepatuhan.

Pentingnya Komposisi Zat Gizi Makro

Untuk pemeliharaan penurunan berat badan dalam jangka panjang, kepatuhan terhadap diet penting, tetapi komposisi makronutrien juga dapat berperan. Asupan protein yang tinggi, makanan dengan indeks glikemik rendah, dan asupan lemak yang rendah dapat bermanfaat dalam menjaga penurunan berat badan. 

Menjaga agar komposisi karbohidrat tetap terkendali juga merupakan bagian penting untuk memastikan berat badna tidak mudah Kembali paska program penurunan berat badan. Rekomendasi diet untuk pengendalian berat badan sebaiknya mempertimbangkan kualitas keseluruhan diet, efek kesehatan jangka panjang, serta peran protein, jenis dan kualitas asam lemak, serta komponen bioaktif dalam bahan makanan.Tidak hanya itu, jumlah dan waktu konsumsi makanan sering kali menjadi komponen penting dalam membantu klien menurunkan berat badan.

Mengingat bahwa efek diet tidak selalu konsisten dalam jangka panjang, menjadi krusial untuk memilih pola makan yang tidak hanya mendukung penurunan berat badan tetapi juga memberikan manfaat kesehatan jangka panjang. Hal ini dapat membantu memotivasi klien, terutama bagi mereka yang secara bersamaan mengalami masalah kesehatan metabolik. Pilihan yang bijak mengenai jenis diet dapat menjadi kunci keberhasilan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat.

Latihan Fisik

Bagi mereka yang menjalani gaya hidup sedentari/ kurang aktif, rekomendasi saat ini adalah secara bertahap meningkatkan aktivitas fisik aerobik, seperti berjalan cepat, dengan target lebih dari 150 menit per minggu. Penentuan target perlu dilakukan secara bertahap dan mempertimbangkan kondisi klien. Apakah klien sebelumnya aktif atau sedentari, apakah memiliki waktu luang, apakah bisa dicarikan waktu luang, apakah jenis olahraga yang aksesibel bagi mereka. 

Perlu diingat bahwa pada sebagian individu dengan obesitas sudah mulai mengalami masalah pada persendian. Melakukan latihan berat tanpa pengawasan dokter bisa jadi memberikan dampak buruk bagi klien pada kondisi ini.

Strategi meningkatkan aktivitas fisik secara bertahap terbukti efektif dapat memberikan manfaat kesehatan independen dari penurunan berat badan. Maksudnya adalah, meskipun klien tidak menurunkan berat badan dalam periode aktif secara fisik, mereka masih tetap mendapatkan manfaat mengurangi risiko diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh obesitas.

Program diet harus disertai dengan manajemen aktivitas yang baik. Membantu klien mencari solusi untuk dapat aktif bergerak adalah salah satu tujuan konseling yang dapat dilakukan.

Menurut sebuah meta-analisis, aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan berat badan 1–1,5 kg lebih banyak dibandingkan dengan intervensi diet saja. Setelah program weight loss berakhir, latihan fisik juga dapat membantu klien untuk menjaga agar berat badan tidak naik lagi. Salah satunya adalah dengan melakukan 60–90 menit latihan setiap hari. 

Jenis latihan yang dapat dilakukan dalam program penurunan berat badan dapat mempertimbangkan preferensi, kemampuan dan tujuan dari program. Banyak pakar yang menyarankan kombinasi latihan aerobik dan latihan beban. Latihan beban memiliki manfaat untuk menambah massa otot, atau setidaknya mempertahankan masa otot selama program penurunan berat badan. Mempertahankan massa otot selama program penurunan berat badan menjadi Penting karena salah satu alasan klien mengalami weight rebound setelah weight loss adalah karena masa otot berkurang selama program. 

Medikasi

Dalam penanganan obesitas, obat-obatan seringkali menjadi bagian penting dari rencana perawatan. Namun, penting untuk memahami bahwa obat-obatan ini hanya disetujui sebagai pelengkap dari diet dan olahraga, bukan sebagai solusi instan. Menurut beberapa pakar, obat-obatan untuk obesitas ini direkomendasikan untuk digunakan pada pasien dengan obesitas risiko sedang hingga tinggi, dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 30 kg/m2 atau lebih dari 27 kg/m2 jika terdapat penyakit penyerta. 

Penggunaannya sebaiknya dikhususkan untuk pasien yang mengalami kesulitan menurunkan dan mempertahankan berat badan, terutama bagi mereka yang telah gagal dalam upaya sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk menawarkan program modifikasi perilaku melalui diet dan latihan fisik Sebelum memilih opsi pengobatan.

Pemilihan obat harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Beberapa obat membantu pasien lebih patuh terhadap diet mereka (obat penurun nafsu makan), sementara obat seperti orlistat dan cetilistat membantu menurunkan asupan lemak. Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan ini harus selalu dikombinasikan dengan usaha diet yang sungguh-sungguh.

Meskipun belum ada obat yang dianggap ideal, namun pada pasien yang tepat, setiap obat dapat memberikan keberhasilan. Penting untuk diingat bahwa jika setelah 3 bulan pasien belum kehilangan 4–5% berat badan mereka, penggunaan obat harus dihentikan, dan pendekatan lain harus dipertimbangkan.

Di Amerika Serikat, obat-obatan yang saat ini disetujui untuk manajemen berat badan kronis dapat bervariasi. Namun, perlu diingat bahwa ketersediaan obat di negara lain mungkin berbeda.

Pembedahan

Obesitas merupakan masalah serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan seseorang. Untuk mengatasi obesitas yang parah, penggunaan bedah bariatric, atau yang dikenal sebagai bedah metabolik, telah menjadi pilihan pengobatan yang semakin populer. Teknik laparoskopi yang lebih aman telah meningkatkan adopsi penggunaan bedah ini.

Kriteria untuk pertimbangan bedah bariatric adalah BMI di atas 40 kg/m2 atau BMI di atas 35 kg/m2 dengan penyakit penyerta seperti hipertensi atau dislipidemia. Pasien dengan prediabetes atau diabetes yang baru muncul dapat memenuhi syarat dengan BMI antara 30 dan 35 kg/m2.

Pada tahun 2013, hampir setengah juta prosedur bedah dilakukan di seluruh dunia. Ada berbagai jenis intervensi yang menghasilkan penurunan berat badan dengan tingkat keberhasilan yang berbeda. Setiap jenis intervensi memiliki risiko dan manfaatnya sendiri yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati untuk setiap pasien.

Hasil setelah bedah bariatric umumnya menunjukkan hasil yang menguntungkan. Studi Swedish Obese Subjects telah mengikuti 2.000 pasien selama hingga 20 tahun yang menjalani salah satu dari tiga prosedur bedah: banded gastroplasty, gastric banding, dan Roux‑en‑Y gastric bypass. Mortalitas berkurang sebesar 24%, terutama karena risiko serangan jantung yang berkurang, dan pada wanita, risiko kanker dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menerima perawatan biasa. Banyak penyakit penyerta lainnya, seperti diabetes tipe 2 dan sleep apnea, juga mengalami perbaikan, dan pasien melaporkan peningkatan kualitas hidup yang konsisten. 

Pelajari lebih lanjut mengenai obesitas dan penanganannya

Manajemen Obesitas

Obesitas adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2. Pelajari manajemen obesitas dari konsep hingga praktis, Kembangkan program penurunan berat badan berbasis bukti ilmiah.

REFERENSI

  • Yumuk V, Frühbeck G, Oppert JM, Woodward E, Toplak H. An EASO position statement on multidisciplinary obesity management in adults. Obes Facts. 2014;7(2):96-101. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24685592/
  • Bray GA, Siri-Tarino PW. The Role of Macronutrient Content in the Diet for Weight Management. Endocrinol Metab Clin North Am. 2016 Sep;45(3):581-604. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27519132/ 
  • Bray GA, Frühbeck G, Ryan DH, Wilding JP. Management of obesity. Lancet. 2016 May 7;387(10031):1947-56. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26868660/ 
  • Wadden TA, Webb VL, Moran CH, Bailer BA. Lifestyle modification for obesity: new developments in diet, physical activity, and behavior therapy. Circulation. 2012 Mar 6;125(9):1157-70. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22392863/ 
  • Leblanc ES, O’Connor E, Whitlock EP, Patnode CD, Kapka T. Effectiveness of primary care-relevant treatments for obesity in adults: a systematic evidence review for the U.S. Preventive Services Task Force. Ann Intern Med. 2011 Oct 4;155(7):434-47. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21969342/ 
  • Robinson E, Almiron-Roig E, Rutters F, et al. A systematic review and meta-analysis examining the effect of eating rate on energy intake and hunger. Am J Clin Nutr. 2014 Jul;100(1):123-51. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24847856/ 
  • Tate DF. A series of studies examining Internet treatment of obesity to inform Internet interventions for substance use and misuse. Subst Use Misuse. 2011;46(1):57-65. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21190406/
  • Mozaffarian D. Dietary and Policy Priorities for Cardiovascular Disease, Diabetes, and Obesity: A Comprehensive Review. Circulation. 2016 Jan 12;133(2):187-225. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26746178/
  • Johnston BC, Kanters S, Bandayrel K, Wu P, Naji F, Siemieniuk RA, Ball GD, Busse JW, Thorlund K, Guyatt G, Jansen JP, Mills EJ. Comparison of weight loss among named diet programs in overweight and obese adults: a meta-analysis. JAMA. 2014 Sep 3;312(9):923-33. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25182101/ 
  • Abete I, Astrup A, Martínez JA, Thorsdottir I, Zulet MA. Obesity and the metabolic syndrome: role of different dietary macronutrient distribution patterns and specific nutritional components on weight loss and maintenance. Nutr Rev. 2010 Apr;68(4):214-31. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20416018/ 
  • Larsen, T. M. et al. Diet, Obesity, and Genes (Diogenes) Project. Diets with high or low protein content and glycemic index for weight-loss maintenance. N Engl J Med. 2010 Nov 25;363(22):2102-13. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21105792/ 
  • de la Iglesia R, Loria-Kohen V, Zulet MA, Martinez JA, Reglero G, Ramirez de Molina A. Dietary Strategies Implicated in the Prevention and Treatment of Metabolic Syndrome. Int J Mol Sci. 2016 Nov 10;17(11):1877. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27834920/ 
  • Donnelly JE, Blair SN, Jakicic JM, Manore MM, Rankin JW, Smith BK; American College of Sports Medicine. American College of Sports Medicine Position Stand. Appropriate physical activity intervention strategies for weight loss and prevention of weight regain for adults. Med Sci Sports Exerc. 2009 Feb;41(2):459-71. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19127177/ 
  • World Health Organization. Global recommendations on physical activity for health (WHO, 2010).
  • Wu T, Gao X, Chen M, van Dam RM. Long-term effectiveness of diet-plus-exercise interventions vs. diet-only interventions for weight loss: a meta-analysis. Obes Rev. 2009 May;10(3):313-23. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19175510/ 
  • Jakicic JM, Marcus BH, Lang W, Janney C. Effect of exercise on 24-month weight loss maintenance in overweight women. Arch Intern Med. 2008 Jul 28;168(14):1550-9; discussion 1559-60. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18663167/
  • Look AHEAD Research Group. Eight-year weight losses with an intensive lifestyle intervention: the look AHEAD study. Obesity (Silver Spring). 2014 Jan;22(1):5-13. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24307184/ 
  • Ross R, Hudson R, Stotz PJ, Lam M. Effects of exercise amount and intensity on abdominal obesity and glucose tolerance in obese adults: a randomized trial. Ann Intern Med. 2015 Mar 3;162(5):325-34. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25732273/ 
  • Cifuentes L, Hurtado A MD, Eckel-Passow J, Acosta A. Precision Medicine for Obesity. Dig Dis Interv. 2021 Sep;5(3):239-248. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9534386/ 
  • Schauer PR, Bhatt DL, Kirwan JP, STAMPEDE Investigators. Bariatric surgery versus intensive medical therapy for diabetes–3-year outcomes. N Engl J Med. 2014 May 22;370(21):2002-13. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24679060/ 
  • Rubino, F. et al. Delegates of the 2nd Diabetes Surgery Summit. Metabolic Surgery in the Treatment Algorithm for Type 2 Diabetes: A Joint Statement by International Diabetes Organizations. Diabetes Care. 2016 Jun;39(6):861-77. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27222544/ 
  • Courcoulas, A. P. et al. Longitudinal Assessment of Bariatric Surgery (LABS) Consortium. Weight change and health outcomes at 3 years after bariatric surgery among individuals with severe obesity. JAMA. 2013 Dec 11;310(22):2416-25. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/24189773/ 
  • Inge, T. H. et al. Teen-LABS Consortium. Weight Loss and Health Status 3 Years after Bariatric Surgery in Adolescents. N Engl J Med. 2016 Jan 14;374(2):113-23. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26544725/ 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *