Ditulis oleh : Harry Freitag Luglio Muhamma, PhD, RD (Peneliti, Dietisien, Enterpreneur)
Lipolisis merupakan salah satu langkah penting dalam metabolisme lipid yang mengatur pergerakan lemak dari tempat penyimpanan ke tempat lain dalam tubuh. Saat dibutuhkan, tubuh menggerakkan lemak-lemak yang disimpan pada jaringan adiposa dan mengubahnya menjadi bahan bakar yang dapat digunakan oleh jaringan lain (misalnya otot). Lipolisis memiliki peran besar dalam mengatur energi tubuh, karena melalui pelepasan asam lemak, proses ini berkontribusi pada manajemen energi kita.
Di dalam sel lemak proses terjadinya lipolisis ini sangat kompleks, di mana trigliserida dipecah menjadi komponen-komponennya, gliserol, dan asam lemak. Saat dibebaskan, mereka asam lemak memulai perjalanan menuju mitokondria, pusat pembangkit energi di dalam sel. Di organel sel tersebut, asam lemak akan diolah menjadi ATP, bentuk energi yang digunakan oleh tubuh kita.
Ini sebabnya, banyak yang mengaitkan lipolisis dengan masalah obesitas.
Para peneliti telah lama mencurigai bahwa ada keterkaitan antara variasi genetik dan lipolisis dalam konteks obesitas. Sebuah studi oleh Arner dkk. (2001) menyoroti pentingnya variasi genetik dalam jalur lipolisis yang berkontribusi pada perkembangan obesitas. Mereka menemukan bahwa polimorfisme pada gen-gen seperti adrenoreseptor β1-3 (ADRB1-3), hormone sensitive lipase (HSL), dan komponen-komponen sinyal insulin memainkan peran kunci dalam proses ini.
Awalnya, peneliti berpendapat bahwa HSL adalah satu-satunya enzim yang bertanggung jawab atas lipolisis. Namun, seiring dengan kemajuan riset, kita menemukan bahwa beberapa enzim lain juga memiliki peran penting, seperti adipose triglyceride lipase (ATGL) dan monoglyceride lipase (MGL). Ketiga enzim ini berperan dalam memobilisasi simpanan lemak menjadi sumber energi baru saat dibutuhkan.
Menjaga berat badan ideal memang tidak selalu mudah. Bagi individu yang berjuang dengan obesitas, proses penurunan berat badan bisa menjadi tantangan yang membingungkan.
Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa beberapa orang tampaknya lebih berhasil dalam menurunkan berat badan daripada yang lain?
Jawabannya mungkin tersembunyi dalam genetika mereka.
Di dunia ilmu pengetahuan, para peneliti telah lama penasaran tentang hubungan antara variasi gen pada jalur lipolisis sel adiposa dan keberhasilan seseorang dalam menurunkan berat badan. Tidak hanya sebuah teka-teki, namun juga jendela yang terbuka lebar menuju pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana tubuh kita memproses lemak dan mengatur berat badan.
Lipolisis, yang merupakan proses inti dalam “pembakaran” lemak, memainkan peran utama dalam upaya penurunan berat badan. Proses ini dimulai bahkan sebelum makanan kita mencapai perut. Enzim-enzim kunci seperti lingual lipase, lipase lambung, dan lipase pankreas beraksi dengan gigih untuk menghancurkan lemak dalam sistem pencernaan kita.
Setelah lemak dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana, mereka diangkut dalam aliran darah sebagai lipoprotein dan trigliserida melalui kilomikron.
Untuk lipida ini dapat diterima oleh sel-sel target kita, lipoprotein tersebut harus berinteraksi dengan lipoprotein lipase. Enzim ini akan memecah isi dari lipoprotein untuk dimasukan ke dalam sel.
Lemak yang tersisa kemudian diserap oleh sel-sel dan disimpan dalam jaringan adiposa sebagai trigliserida.
Saat Tubuh Memerlukan Energi
Ketika tubuh kita membutuhkan energi, misalnya saat berolahraga atau dalam situasi puasa, jaringan adiposa dipanggil untuk bertindak. Beberapa sinyal merangsang lipolisis, proses di mana lemak dilepaskan dari jaringan adiposa untuk digunakan sebagai bahan bakar oleh tubuh. Inilah saatnya tubuh kita memanggil cadangan lemaknya untuk dapat digunakan sebagai sumber energi.
Dalam menjaga keseimbangan energi tubuh, penghancuran dan re-esterifikasi asam lemak menjadi tahapan krusial yang tak bisa diabaikan.
Mengatur asam lemak dengan cermat dalam tubuh bukan sekadar kebutuhan, melainkan suatu keharusan demi mempertahankan homeostasis energi yang optimal.
Tubuh perlu menjaga agar asam lemak yang berada dalam aliran darah berada dalam bentuk terikat dan kompleks.
Mengapa ?
Kenaikan kadar asam lemak dalam plasma tidak hanya bisa mengancam integritas membran, tapi juga bisa merusak keseimbangan asam-basa tubuh. Inilah yang memicu lipotoksisitas, di mana meningkatnya asam lemak sebagai bioaktif berbahaya dalam sirkulasi dapat menimbulkan masalah serius bagi tubuh kita.
Agar keseimbangan terjaga, asam lemak harus disimpan dalam organ tertentu dalam bentuk ester dan dilepaskan hanya ketika tubuh membutuhkan tambahan sumber energi. Kemudian, asam lemak ini dapat diandalkan sebagai sumber energi saat tubuh berada dalam kondisi energi negatif.
Meski proses lipolisis di jaringan adiposa dan non-adiposa memegang peran penting dalam pengelolaan berat badan dan dapat berkontribusi pada pengembangan obesitas, pada kesempatan ini kita akan fokus pada lipolisis yang terjadi di jaringan adiposa manusia.
Tiga langkah penting dari proses lipolisis dimulai dengan aktivasi perilipin, yang berperan sebagai penjaga gerbang pada lipid droplet, dan perilipin dapat berinteraksi dengan HSL.
Mengingat sebagian besar trigliserida dalam sel adiposa terkumpul dalam lipid droplet, aktivasi perilipin menjadi langkah kunci sebelum enzim-enzim lainnya dapat bekerja. HSL dan ATGL bertanggung jawab atas sekitar 90% dari proses hidrolisis trigliserida dalam jaringan adiposa manusia. Inilah sejumlah protein kunci yang terlibat dalam proses lipolisis.
Dengan memahami lebih dalam tentang peran masing-masing protein dan enzim dalam proses ini, kita dapat lebih baik mengelola berat badan dan menjaga keseimbangan energi tubuh kita secara optimal.
Selain itu, penelitian lebih lanjut dalam bidang ini dapat membuka pintu untuk terapi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah obesitas dan gangguan metabolisme lainnya.
Mengaktifkan Proses Lipolisis
Jika Anda menginginkan tubuh yang ramping dan berotot, Anda harus memahami bagaimana lemak di jaringan adiposa Anda dapat diubah menjadi energi.
Untuk mengaktifkan enzim ynag bisa memicu lipolisis, penelitian intensif telah dilakukan untuk mengungkap jalur dan sinyal pengaturan yang efektif.
Salah satu jalur paling menarik adalah melalui adenylyl cyclase (AC), yang dinyalakan oleh hormon (khususnya katekolamin) di reseptor β-adrenergic (βAR). Ini bukanlah rahasia lagi bahwa stimulasi hormon dapat menjadi kunci pembuka untuk proses lipolisis yang efisien.
Namun, tidak hanya itu. Ada jalur alternatif lain yang bertanggung jawab atas pembakaran lemak di dalam adiposit, termasuk guanylyl cyclase (GC), mitogen-activated protein kinase (MAPK), dan protein kinase C (PKC). Setiap jalur ini memiliki peran uniknya dalam memicu proses pembakaran lemak.
Jalur-jalur ini tidak beroperasi secara terpisah. Mereka saling berinteraksi, mendorong proses penyaluran sinyal molekuler yang kompleks dan memicu efek lipolisis yang diinginkan.
Pelajari lebih lanjut mengenai obesitas dan penanganannya
Obesitas adalah masalah kesehatan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap beberapa jenis penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2. Pelajari manajemen obesitas dari konsep hingga praktis, Kembangkan program penurunan berat badan berbasis bukti ilmiah.