Banyak orang yang mulai mengubah pola hidup dan aktivitas fisiknya demi mencapai bentuk tubuh ideal. Salah satu cara untuk melakukan hal tersebut yaitu dengan rekomposisi tubuh.
Apakah kamu salah satunya? Atau mungkin kamu sekarang sedang membantu klien dengan goal seperti itu?
Jika iya, kamu sekarang ada di tempat yang tepat.
Kebanyakan orang terlalu fokus pada penurunan kadar lemak tubuh dengan maksud agar berat badan turun dan memiliki bentuk tubuh yang mereka inginkan. Padahal, membentuk massa otot juga punya peran penting agar tampilanmu lebih estetik.
Lebih dari itu, membentuk massa otot juga sangat penting untuk menjaga metabolisme energi setelah program diet.
Sekarang, coba kita merenung sebentar.
Kalau kita berbicara tentang program penurunan berat badan, apa fokus utama yang sering klien atau ahli gizi pikirkan?
Biasanya program penurunan berat badan lebih berfokus pada kadar lemak tubuh, angka di timbangan.
Hal ini tidak salah. Namun, klien punya ekspetasi di balik fokusnya terhadap kadar lemak dan angka di timbangan. Ekspetasi mereka adalah punya bentuk badan ideal. Bukankah begitu?
Tubuh ideal ini identik dengan standar bentuk tubuh bagi banyak orang seperti langsing, lingkar badan yang proporsional, ataupun beberapa hal yang sifatnya enak dipandang.
Kalau berat badan, kadar lemak, ataupun lingkar tubuh turun, mayoritas klien akan mengartikannya sebagai tanda semakin dekat dengan bentuk tubuh ideal.
Padahal tidak seperti itu. Ketiga hal tersebut bukan jaminan untuk mempunyai bentuk tubuh ideal.
Bentuk tubuh ideal tidak cukup hanya berfokus pada hal itu saja. Di sinilah rekomposisi tubuh bekerja.
Sebetulnya, apa itu rekomposisi tubuh? Bagaimana rekomposisi tubuh bisa membantu dalam mencapai tubuh ideal?
Hal yang Harus Kamu Tahu Tentang Re-komposisi Tubuh
Sesuai namanya, rekomposisi tubuh artinya melibatkan komposisi tubuh untuk mencapai berat badan ideal. Maksudnya bagaimana?
Jadi begini. Tubuh kita terdiri dari beberapa komposisi. Komposisi tubuh ini terbagi menjadi dua jenis yaitu massa lemak dan massa bebas lemak (air, tulang, otot, dan organ).
Sehingga, melihat kondisi tubuh dari segi komposisinya akan memberikan kita pemahaman lebih dalam terkait kesehatan tubuh. Tidak seperti berat badan ataupun indeks massa tubuh (IMT) yang sifatnya hanya bersifat skrining.
Re-komposisi tubuh adalah sebuah gaya hidup sehat yang mempertimbangkan kadar lemak, kadar non lemak, dan cairan pada tubuh. Tidak hanya sebatas menurunkan BB ataupun kadar lemak saja.
Kita akan membahas komponen tersebut di bagian berikutnya.
Sebetulnya metode ini tidak hanya bagus untuk orang yang ingin menurunkan BB saja. Namun, rekomposisi tubuh juga sering digunakan oleh atlet untuk menjaga bentuk tubuh dan performanya.
Karena pendekatan yang berbeda dengan praktek kebanyakan, tentu tolak ukur keberhasilannya juga berbeda. Timbangan hanyalah satu dari sekian banyak alat bantu untuk mengukur progres dan tidak bisa mencerminkan kesuksesan program secara keseluruhan.
Ada tolak ukur lain yang mesti dilakukan untuk mengetahui apakah program berjalan positif atau tidak. Contohnya seperti lingkar tubuh.
Komponen Rekomposisi Tubuh
Berikut adalah komponen yang diperhatikan di dalam rekomposisi tubuh:
- Massa Lemak / Fat Mass
Massa lemak merupakan murni kadar lemak yang ada di dalam tubuh.
Kadar massa lemak tubuh yang terlalu tinggi berisiko terhadap beberapa penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, hingga kanker.
- Massa Non-lemak / Fat Free Mass
Massa non-lemak di sini termasuk otot, tulang, jaringan ikat, organ, dan lain-lain.
- Kadar Cairan Tubuh
Sebagian besar tubuh manusia tersusun atas air. Sehingga, menjaga kadar cairan di angka normal merupakan langkah penting.
Kadar cairan tubuh terkonsentrasi utamanya di darah dan tersebar juga di organ tubuh.
Bagaimana Cara Melakukan Rekomposisi Tubuh?
Fokus dari rekomposisi tubuh adalah meningkatkan kualitas pola hidup dari segi makanan dan kebugaran. Sehingga, tidak ada cara maupun pantangan khusus dalam melakukan metode ini.
Namun ada satu hal menarik yang terjadi dalam menerapkan rekomposisi tubuh.
Tidak seperti metode diet khusus lainnya, perubahan berat badan di timbangan cenderung lebih lambat pada orang yang melakukan rekomposisi tubuh. Mengapa?
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan massa otot yang berbarengan dengan penurunan massa lemak.
Hal ini memang terdengar bertentangan dengan harapan banyak klien yang ingin angka di timbangan turun dengan cepat. Namun satu hal yang perlu kita ingat bahwa rekomposisi tubuh berfokus pada rasio massa lemak dan massa otot.
Satu hal terpenting yang harus dijalankan dalam metode rekomposisi tubuh yaitu komitmen yang kuat untuk punya kualitas pola hidup yang baik.
Cara terbaik tentu melalui perubahan pola makan dan membentuk kebiasaan olahraga.
Pola makan di sini harus sesuai dengan prinsip gizi seimbang dengan penjadwalan makan yang disiplin dan porsi makan yang sesuai. Penuhi kebutuhan energi, karbohidrat, lemak dan serat. Konsumsi protein bisa ditingkatkan sesuai dengan profil klien (berat badan ataupun kebutuhan energi).
Sedangkan, olahraga sendiri bisa dimulai secara perlahan dan sesuai kemampuan fisik. Usahakan untuk berolahraga minimal 150 menit per minggu.
Selain olahraga aerobik, olahraga beban juga penting untuk membentuk otot tubuh. Tidak harus menggunakan barbel. Pakai dumbbell atau badan sendiri pun cukup.
Rekomposisi Tubuh demi Badan Sehat dan Ideal
Melihat berat badan turun secara signifikan memang menyenangkan bagi klien. Namun, itu bukan jaminan tubuh ideal akan menjadi kenyataan. Karena, tubuh ideal terbentuk dari komposisi tubuh yang sesuai pula.
Kamu bisa arahkan untuk melakukan rekomposisi tubuh jika punya klien yang ingin turun berat badan. Meskipun progres terlihat lebih lambat, namun sebenarnya komposisi tubuh mereka sedang membaik dengan peningkatan kualitas hidup di waktu yang bersamaan.
Penulis: I Putu Febrian Andira Putra