Bagi seorang ahli gizi, tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah demensia. Mengetahui cara mencegah demensia sangat penting untuk mengatasi munculnya gangguan ini sejak dini.
Demensia merupakan salah satu ancaman serius bagi para lansia. Tidak hanya penurunan daya ingat, gangguan ini juga berdampak pada daya pikir dan perilaku lansia.
Tentu hal ini akan sangat berdampak bagi kualitas hidup lansia. Adanya demensia menyebabkan mereka tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan semestinya.
Apa yang bisa kamu lakukan sebagai ahli gizi untuk mencegah munculnya demensia?
Review Singkat Demensia
Demensia bukanlah sebuah penyakit. Melainkan adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan adanya penurunan kognitif seperti berpikir, mengingat, ataupun berkomunikasi.
Ada beberapa contoh penyebab yang dapat memicu demensia, antara lain:
- Penyakit Alzheimer (ini adalah penyebab demensia yang paling sering)
- Demensia vaskular (disebabkan oleh hipertensi, pengerasan pembuluh darah, dan stroke. Penyebab demensia paling sering ke-2 setelah Alzheimer)
- Cedera kepala
- Penyakit Parkinson
Jika kamu perhatikan, demensia vaskular bisa terjadi karena adanya beberapa penyakit yang berhubungan dengan pola makan yang tidak baik. Nah, di sinilah kamu sebagai ahli gizi punya peran penting dalam mencegah demensia.
Beberapa faktor risiko pemicu munculnya demensia (terutama demensia vaskular) yaitu:
- Usia
- Penyakit aterosklerosis (adanya plak pada pembuluh darah)
- Hipertensi
- Kolesterol tinggi
- Diabetes
- Merokok
- Konsumsi alkohol
- Tingginya kadar homosistein pada darah
Risiko demensia yang bisa diperbaiki dari sudut pandang gizi ini bisa kita jadikan pedoman untuk tahu bagaimana cara mencegah demensia.
Bagaimana Cara Mencegah Demensia?
Meskipun demensia bisa terjadi karena beberapa hal, setidaknya ahli gizi bisa memberi arahan pola hidup apa saja yang menurunkan risiko terjadinya gangguan ini.
Beberapa cara mencegah demensia dari ahli gizi yaitu:
- Terapkan Pola Makan Sehat
Menekankan pentingnya pola makan sehat harus dilakukan ahli gizi kepada pasien/klien (terutama lansia) untuk mencegah terjadinya demensia.
Sarankan mereka untuk makan sesuai kebutuhan dan terapkan pola gizi seimbang di setiap menunya. Arahkan untuk memenuhi kebutuhan sayur dan buah serta kurangi konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan trans.
Kamu juga bisa menyarankan lansia untuk konsumsi ikan untuk memenuhi asupan omega-3, atau suplementasi jika dibutuhkan.
- Bergerak Secara Aktif
Selain pola makan sehat, aktivitas fisik juga tak kalah penting. Beberapa studi menunjukkan kalau aktivitas fisik mampu mengurangi risiko terjadinya demensia.
Tubuh yang tidak digerakkan secara aktif dapat meningkatkan peluang terjadinya faktor risiko demensia vaskular seperti kolesterol tinggi, diabetes, dan stroke.
- Jauhi Rokok dan Alkohol
Rokok dan alkohol sudah terkenal dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan seperti peningkatan tekanan darah hingga stroke. Nah, kedua hal itu bisa meningkatkan risiko terjadinya demensia.
Sebuah studi yang dilakukan di Tiongkok menunjukkan kalau rokok secara signifikan bisa meningkatkan risiko demensia pada lansia.
Lalu, pada studi hubungan alkohol dan demensia, konsumsi alkohol secara berlebihan (alkoholik, >14 porsi per minggu) bisa meningkatkan peluang terjadinya demensia.
Hindari rokok dan konsumsi alkohol untuk menjaga fungsi kognitif tetap berfungsi dengan baik.
- Jaga Berat Badan di Angka Ideal
Kegemukan bisa mendekatkan seseorang pada berbagai jenis penyakit kronis seperti penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, dan stroke. Sehingga, kegemukan juga punya andil dalam peningkatan risiko demensia.
Menerapkan pola makan sehat dan lakukan aktivitas fisik secara rutin adalah cara terbaik untuk menghindari kegemukan. Selain itu, pantau berat badan secara rutin agar lebih mudah mempertahankan berat badan ideal.
Gizi yang Baik, Bantu Cegah Demensia
Nah, itulah beberapa cara mencegah demensia yang bisa kamu rekomendasikan sebagai ahli gizi.
Penerapan gaya hidup sehat secara keseluruhan membawa dampak baik bagi kesehatan. Termasuk mempertahankan fungsi kognitif pada lansia.
Namun, tidak hanya terbatas pada lansia. Pola hidup sehat sangat disarankan untuk mulai diterapkan bahkan sejak masih muda.
Hal ini akan sangat membantu seseorang terhindar dari risiko demensia di hari tuanya. Jangan sampai baru masuk usia senja, baru berpikir hidup sehat.
Ahli gizi diharapkan mampu memberikan arahan dan edukasi yang tepat sasaran agar pasien/klien bisa menjalankan gaya hidup sehat dengan baik.
Apa kamu sudah siap cegah demensia?
Penulis: I Putu Febrian Andira Putra, S.Gz
Referensi :
Alcohol consumption and risk of dementia: 23 year follow-up of Whitehall II cohort study
Association of Smoking and Alcohol Drinking with Dementia Risk Among Elderly Men in China
Tobacco and Alcohol and The Risk of Cognitive Decline and Dementia: Choices Make a Difference
Association of Physical Activity Level With Risk of Dementia in a Nationwide Cohort in Korea