Strawberry yang Kaya Antioksidan untuk Menjaga Daya Ingat

oleh Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD

Strawberry adalah salah satu buah yang memiliki warna carah dan mencolok. Salah sifat fisik ini ternyata mampu mencegah beragam penyakit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa mengonsumsi buah dengan warna cerah dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, kanker dan penurunan fungsi saraf yang berkaitan dengan usia. Buah-buahan ini juga dapat membantu tubuh untuk mengatur gula darah dengan lebih baik serta melindungi otak dari terjadinya hipoksia atau kekurangan oksigen. 

Strawberry adalah makanan yang kaya akan Anthocyanin. Di Amerika Serikat, buah ini merupakan salan satu buah yang mampu menjadi pembawa antosianin terpenting dalam diet. Anthocyanin adalah adalah pigmen flavonoid larut air yang berwarna merah dan biru. Zat pigmen ini merupakan komponen antioksidan yang efektif dan dapat mengurangi peroksidasi lipida dan mengurangi efek dari radikal bebas. Anthocyanin juga dapat menekan sel kanker, mengurangi risiko katarak dan penurunan fungsi syaraf /neurodegradasi.  

Mengatasi Inflamasi

Inflamasi atau peradangan adalah suatu kompleks dari rangkaian reaksi yang diproduksi oleh individu untuk mencegah kerusakan jaringan dan mengaktivasi proses perbaikan dan ketahanan untuk mengatasi penyakit infeksi. Jika hal ini terjadi berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama, inflamasi dapat menyebabkan munculnya penyakit kronis seperti diabetes, penyakit neurodegeneratif, kanker dan penyakit kardiovaskuler. Penurunan kejadian inflamasi dalam tubuh mampu secara potensial menurunkan perkembangan penyakit tersebut. 

Luka akibat inflamasi dapat disebabkan oleh Reactive Oxygen Species (ROS) dan produk hasil reaksinya. Beberapa studi menyebutkan bahwa pemberian terapi antioksidan telah terbukti mampu mencegah luka pada jaringan selama terjadinya inflamasi. Karlsen dkk. melakukan penelitian pada 120 pria dan wanita pada usia 40-74 tahun. Subyek penelitian tersebut mendapat suplemen anthosianin selama 3 minggu sebanyak 300 mg perhari. Hasilnya adalah bahwa subyek yang mengonsumsi suplemen anthosianin mengalami peradangan /inflamasi yang lebih rendah hal ini ditandai oleh produksi senyawa yang dapat memicu inflamasi seperti sitokin, kemokin dan mediator inflamasi lainnya. 

Meskipun demikian, mekanisme kerja anthosianin dalam mengurangi peradangan masih belum jelas diketahui. Diperkirakan bahwa anthosianin dapat menekan stress oksidatif yang terjadi pada tubuh sehingga menghalangi respon inflamasi. Hal ini mungkin diikuti oleh penurunan pembentukan sinyal pro-inflamasi. 

Bagaimana Anthocyanin Berdampak pada Kesehatan Otak

Sebelumnya, komponen flavonoid dalam ginko biloba telah terbukti mampu mengurangi kerusakan otak, gangguan konsentrasi dan prograsifitas Alzheimer. Kebanyakan kasus dari penurunan fungsi system saraf pusat (termasuk otak) terjadi akibat usia. Hal ini dapat terjadi akibat berkurangnya sensitivitas atau kepekaan dari neurotransmiter seperti muscarinic, adrenergic, dopaminergic dan opioid. Meskipun demikian, beberapa teori menyebutkan bahwa masalah pada sistem saraf yang sering dialami lansia mungkin berkaitan dengan tekanan oksidatif. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peningkatan oksidasi padat menyebabkan terjadinya Alzheimer disease dan Parkinson disease. Dan semakin bertambahnya usia, kemungkinan untuk mengalami tekanan oksidasi akan terus meningkat. 

Untuk mengatasi masalah tersebut, kini beberapa penelitian telah mengarah pada bagaimana cara mencegah munculnya oksidasi pada kelompok usia yang relatif rentan. Yang perlu diingat adalah bahwa semakin meningkatnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan dalam tubuh pun akan semakin berkurang. Hal ini dapat diperparah dengan kecenderungan meningkatnya peroksidasi lemak di dalam tubuh. 

Salah satu cara untuk mencegah proses penuaan tersebut adalah dengan rajin mengonsumsi sayuran dan buah yang banyak mengandung antioksidan setiap hari, terutama bagi mereka yang talh memasuki usia lanjut. Untuk menentukan khasiat dari buah dalam melindungi otak dari menurunan fungsi, Joseph dkk. melakukan sebuah penelitian eksperimental. Mereka membandingkan pemberian suplemen dari ekstrak bayam, ekstrak strawberry dan vitamin E terhadap perubahan yang terjadi di dalam otak hewan coba. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa supelementasi strawberi memberikan perlindungan yang lebih rendah dibandingkan dengan suplemen bayam atau vitamin E namun mempu melindungi sistem syaraf dari kehilangan aktivitas GTPase yang distimulasi carbachol (di stratium). Kesimpulannya adalah strawberry dapat dijadikan alternatif makanan untuk mencegah penurunan fungsi otak yang disebabkan oleh penuaan dan penumpukan radikal bebas.

Referensi

Galli RL, Shukitt-Hale B, Youdim KA, Joseph JA. 2002. Fruit polyphenolics and brain aging: nutritional interventions targeting age-related neuronal and behavioral deficits. Ann N Y Acad Sci. 959: 128–32.

Joseph JA, Villalobos-Molina R, Denisova N, Erat S, Cutler R, Strain JG. 1996. Age differences in sensitivity to H2O2-or NO-induced reductions in K1-evoked dopamine release from superfused striatal slices: reversals by PBN or Trolox. Free Radical Biol Med, 20, 821– 830.

Joseph JA, Shukitt-Hale B, Denisova NA, et al. 1998. Long-term dietary strawberry, spinach, or vitamin E supplementation retards the onset of age-related neuronal signal-transduction and cognitivebehavioral deficits. J Neurosci, 18, 8047-8055.

Joseph JA, Shukitt-Hale B, Denisova NA, et al. 1999.  Reversals of age related declines in neuronal signal transduction, cognitive, and motor behavioral deficits with blueberry, spinach, or strawberry dietary supplementation. JNeurosci, 19, 8114-8121.

Joseph JA, Denisova NA, Arendash G, Gordon M, Diamond D, Shukitt- Hale B, Morgan D. 2003. Blueberry supplementation enhances signaling and prevents behavioral deficits in an Alzheimer disease model. Nutr Neurosci, 6, 153–62.

Karlsen A, Retterst L, Laake P, Paur I,  Kjølsrud-Bøhn S, Sandvik L, Blomhoff R. 2007. Anthocyanins Inhibit Nuclear Factor-kB Activation in Monocytes and Reduce Plasma Concentrations of Pro-Inflammatory Mediators in Healthy Adults. J. Nutr. 137: 1951–1954.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *