Antosianin dalam Strawberry mencegah Penyakit Kardiovasuler

oleh Harry Freitag LM, S.Gz, M.Sc, RD, PhD

Kandungan bahan fitokimia bermanfaat dalam strawberry memang tidak terbantahkan lagi. Buah ini kaya akan antosianin dan ellagic acid yang baik untuk kesehatan karena sifatnya sebagai antiinflamasi. Bahkan di Amerika Serikat strawberry di daulat menjadi salah satu buah yang memberikan kontribusi terbesar (selain apel) dalam memberikan antioksidan dibandingkan buah lainnya. Ekstrak jus strawberry secara bermakna dapat menghambat pembentukan radikal bebas serta mencegah gangguan pada pebuluh darah tikus yang dapat mengarah pada arterosklerosis. 

Strawberi mampu meningkatkan adiponektin

Pada beberapa penelitian, telah diketahui bahwa bubuk strawberry beku dapat menurunkan kejadian obesitas dan meningkatkan pengaturan gula darah. Namun penelitian ini baru sebatas pada hewan coba. Bahkan hewan coba yang mengonsumsi ekstrak anthosianin mengalami peningkatan produksi adiponektin, suatu protein anti inflamasi. Namun studi ini masih perlu dilanjutkan hingga dapat diperoleh hasil yang pasti.

Adiponektin adalah sitokin yang spesifik pada jaringan adiposa dan sering dikaitkan dengan kejadian obesitas. Adiponectin memengaruhi sensitivitas insulin sehingga baik untuk menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali. Selain itu, hal ini juga dapat mengurangi konsentrasi asam lemak di dalam sirkulasi dan mengurangi kadar trigliserida di dalam otot dan hati. Adiponektin juda dapat mengurangi penempelan sel-sel imun pada lapisan dalam pembuluh darah, mencegah pembentukkan sel foam dan menghambat proliferasi sel otot halus di jaringan vaskuler. Kesemuanya berperan dalam mencegah pembentukan plak atherosclerosis.

Adiponektin mengalami penurunan konsentrasi pada individu dengan obesitas dan diabetes mellitus. Konsentrasi adiponektin akan meningkat jika individu tersebut mengalami penurunan berat badan. Pada individu yang mengalami obesitas viseral dengan diabetes tipe 2, diketahui bahwa ekspresi adiponektin mengalami penurunan secara signifikan. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, adiponektin ditemukan memegang peranan penting pada terjadinya resistensi insulin. Kadar protein ini di dalam sirkulasi berhubungan secara positif terhadap toleransi glukosa dan sensitivitas insulin. Oleh karena itu buah-buahan yang dapat meningkatkan adiponektin berdampak baik bagi jantung.

Melindungi dari penyakit jantung

Strawberry tidak hanya baik bagi kesehatan karena mampu melindungi tubuh dari radikal bebas namun juga dapat bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler. Hal ini didukung oleh studi yang dilakukan di Amerika Serikat. Dalam The Iowa Womens Health Study, diketahui bahwa asupan strawberry dapat melindungi wanita yang menjadi subyek penelitian tersebut dari penyakit kardiovaskuler. Penelitian yang melibatkan 34.489 wanita gemuk (overweight)  paskamenopouse ini dilakukan selama 16 tahun . 

Penelitian ini didukung oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh Sesso et al. dalam publikasi ilmiahnya yang berjudul Strawberry intake, lipids, C-reactive protein, and the risk of  Cardiovascular disease in women. Penelitian ini juga melibatkan wanita gemuk yang telah mengalami menopouse sebanyak 26.966 orang. Wanita dalam penelitian ini yang mengonsumsi strawberry minimal 2 sajian per minggu akan mengalami penurunan risiko untuk mengalami peningkatan C-reactive protein (CRP). CRP adalah sebuah prediktor atau penanda penyakit kardiovaskuler. Meningkatnya protein ini akan menandakan bahwa orang tersebut memiliki kemungkinan yang kuat untuk mengalami penyakit kardiovaskuler.

Strawberry bagi Penderita Sindroma Metabolik

Mengingat perannya yang cukup diperhitungkan untuk mencegah penyakit jantung, maka sebuah penelitian dilakukan untuk membuktikan apakah strawberry dapat memperbaiki kondisi metabolik pada seseorang yang telah mengalami sindroma metabolik. Adult Tratment Panel III (ATP III) menyebutkan bahwa terdapat 6 komponen sindroma metabolik yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler. Enam komponen tersebut adalah obesitas abnominal, dislipidemia, peningkatan tekanan darah, resistensi insulin dan gangguan toleransi glukosa, status proinflamasi dan status protrombosis. Dari keenam komponen tersebut hal yang paling sering ditemui sebagai outcome sindroma metabolik adalah penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus tipe 2 pada beberapa kasus.

Dengan menggunakan standar ATP III sindroma metabolik dapat diketahui setelah pengukuran gula darah dan jika gula darah puasa melebihi 110 mg/dL maka akan termasuk kriteria sindroma metabolik. Kriteria lain dalam penegakkan diagnosis sindroma metabolik adalah lingkar pinggang (pria > 102 cm, wanita >88 cm), trigliserida (>150 mg/dL), kolesterol HDL (pria < 40 mg/dL, wanita <50 mg/dL) dan tekanan darah (>130/>85 mmHg) (Grundy et al., 2004).

Untuk membuktikan apakah strawberry dapat membantu orang dengan sindroma metaboli, Sebuah tim penelitian memberikan dua gelas pada 16 wanita yang mengalami sinroma metabolik selama 4 minggu. Setelah 4 minggu keenam belas wanita tersebut diperiksa kembali dan diketahui bahwa kadar LDL dan kolesterol total mengalami penurunan dibandingkan sebelum memperoleh minuman strawberry. Minuman yang terbuat dari 50 gram strawberry kering yang dibekukan tersebut juga mampu menurunkan peroksidasi atau perusakkan pada lipida / lemak di dalam tubuh. Meskipun demikian, penelitian ini tidak menunjukkan kemampuan strawberry dalam menurunkan CRP dan adiponektin. 

Referensi

Bacha F, Saad R, Gungor N, Arslanian SA. 2004. Adiponectin in youth: relationship to visceral adiposity, insulin sensitivity, and β-cell function. Diabetes Care, 27, 547–552.

Grundy SM, Brewer HB, Cleeman JI, Smith SC, Lenfant C. 2004. Definition of Metabolic Syndrome: Report of the National Heart, Lung, and Blood Institute/ American Heart Association Conference on Scientific Issues Related to Definition. Circulation,109, 433-438.

Grundy SM. 2006. Nutrition in the Management of Disorders of Serum Lipids and Lipoproteins. dalam Modern Nutrition in Health and Disease, 10th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 

Sesso HD, Gaziano JM, Jenkins DJ, Buring JE. 2007.Strawberry intake, lipids, C-reactive protein, and the risk of cardiovascular disease in women. J Am Coll Nutr, 26, 303-310.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *